Oleh : Begawan Ainun
Muhammad saw tinggal dalam suatu daerah yang merdeka mirip – mirip sebuah republik. Dari segi keturunan ia menempati puncak yang tinggi. Hartapun sudah cukup seperti yang dikehendakinya. Ia dari keluarga hasyim pula, juru kunci ka’bah dan penguasa urusan air. Gelar – gelar keagamaan yang tinggi – tinggi ada pada mereka. Jadi dalam keadaan itu ia tidak lagi membutuhkan harta kekayaan pangkat atau sesuatu kedudukan politik atau agama. Dalam hal ini ia berbeda pula dengan para rasul dan nabi nabi sebelumnya. Musa As yang dilahirkan di mesir bertemu dengan firaun yang oleh penduduk sudah dituhankan dan firaun juga yang berkata : “ aku adalah tuhanmu yang tertinggi, “ yang dibantu pula oleh pemuka pemuka agama, teknokrat dan hartawan melakukan tekanan kepada orang dengan berbagai macam kekejaman, pemerasan dan pemaksaan. Revolusi yang dilakukan musa As. atas dasar tuhan adalah revolusi dalam struktur politik dan agama sekaligus. Bukanlah keinginannya supaya firaun dan orang yang menimba air dengan syaduf dari sungai nil itu dihadapan tuhan itu sama sederajat? Jadi dimana ketuhanan firaun itu dan dimana ketentuan yang berlaku ! harus dihancurkan semua itu dan revolusi itupun terlebih dahulu harus bersifat politik.
Oleh karena itu Dari semula ajaran musa itu sudah mendapat perlawanan hebat dari firaun, dengan demikian, supaya orang menerima seruannya itu, ia diperkuat oleh mukjizat – mukjizat. Ia melemparkan tongkatnya, dan tongkat itu menjadi seekor ular yang bergerak gerak, menelan semua hasil pekerjaan tukang – tukang sihir firaun itu. Itupun tidak memberi hasil apa apa buat nabi musa. Terpaksa ia meninggalkan mesir tanah airnya. Dalam hijrahnya itupun diperkuat pula ia dengan sebuah mukjizat yaitu terbelahnya jalan ditengah – tengah air lautan itu.
Juga nabi isa, yang dilahirkan di nazareth dibilangan palestina, yang pada waktu itu merupakan wilayah romawi yang berada diwilayah kekuasaan kaisar – kaisar dengan segala kekejamannya sebagai pihak penjajah dan kekuasaan dewa – dewa romawi, ia mengajak orang supaya sabar menghadapi kekejaman itu dan bertobat bagi yang menyesal dan macam – macam perasaan belas kasih lagi, yang oleh penguasa justru dianggap pemberontak terhadap kekuasaan mereka. Maka nabi isa juga diperkuat oleh mukjizat – mukjizat diantaranya menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit, dan yang lain diperkuat oleh ruh kudus. Memang benar, bahwa inti ajaran – ajaran mereka itu pada dasarnya bertemu dengan inti ajaran – ajaran muhammad saw juga.
Sebaliknya muhammad saw, keadaannya seperti yang kita sebutkan diatas, sifat ajarannya adalah intelektual dan spiritual. Dasarnya adalah mengajak kepada kebenaran, kebaikan dan keindahan. Suatu ajakan yang berdiri sendiri dari awal sampai akhir. Karena jauhnya dari segala pertentangan politik, struktur republik yang sudah ada di mekah itu tidak pernah mengalami sesuatu kekacauan.
Mungkin kita akan terkejut jika disebutkan bahwa antara dakwah muhammad dengan metoda ilmiah modern mempunyai persamaan yang besar sama sekali. Metoda ilmiah ini ialah mengharuskan kita – apabila kita hendak mengadakan suatu penyelidikan – terlebih dulu membebaskan diri dari segala prasangka, pandangan hidup dan kepercayaan yang sudah ada pada dirikita yang berhubungan dengan penyelidikan itu. Disitulah kita memulai dengan mengadakan observasi dan eksperimen, mengadakan perbandingan yang sistematis, kemudian dengan silogisma yang sudah didasarkan kepada permisa – permisa tadi. Apabila semua itu sudah dapat disimpulkan, maka kesimpulan yang demikian itu dengan sendirinya masih perlu dibahas dan diselidiki lagi. Tetapi bagaimanapun juga ini sudah merupakan suatu data ilmiah selama penyelidikan tersebut belum memperhatikan kekeliruan. Metoda ilmah demikian ini ialah yang terbaik yang pernah dicapai umat manusia demi kemerdekaan berfikir. Metoda dan dasar – dasar dakwah demikian inilah pula yang menjadi pegangan muhammad saw.
Bagaimana pula mereka yang menjadi pengikutnya itu puas dan beriman sungguh - sungguh akan ajarannya? Segala kepercayaan lama terkikis habis dari jiwa mereka , dan sekarang mereka mulai memikirkan masa depan mereka.
Pada Waktu itu setiap kabilah arab mempunyai berhala sendiri - sendiri. Manapula gerangan berhala yang benar dan mana yang sesat? Di negeri arab dan negeri – negeri sekitarnya ketika itu memang sudah ada penganut sabian dan majusi menyembah api, juga ada yang menyembah matahari. Mana diantara mereka itu yang benar dan mana pula yang sesat. ? Yang jelas mereka semua dalam keadaan tidak mengetahui kebenaran yang hakiki.
#dari sejarah hidup muhammad. Oleh M husain haekal