Ada seorang budak yang dibebaskan Rasulullah S.A.W. Namanya adalah Thouban. Thouban begitu senang ketika Rasulullah S.A.W. membebaskannya. Dia sangat mencintai Rasulullah. Dia merasa begitu senang setiap kali melihat Rasulullah S.A.W dan selalu berusaha untuk melihat Rasulullah S.A.W. beberapa kali dalam sehari. Ketika melihat wajah Rasulullah S.A.W., maka keimanannya bertambah, dan seketika dia melupakan segala kesulitan dalam hidupnya.
Pada suatu hari dia belum melihat Rasulullah S.A.W. Jadi ketika dia menemuinya, Rasulullah S.A.W. melihat wajah Thouban R.A. begitu murung. Rasulullah S.A.W. bertanya kepadanya: “Ya Thouban, ada apa? Kenapa hari ini kau terlihat begitu murung?”
Dia berkata: “Ya Rasulullah S.A.W., apakah kau tahu bahwa aku begitu mencintaimu? Aku perlu melihatmu setiap hari. Ketika aku melihatmu, aku merasa begitu senang. Aku harus melihatmu, kau tidak tahu perasaan hatiku.
Ya Rasulullah, aku begitu bahagia karena dapat melihatmu sekarang, tapi ketika aku tidak melihatmu, aku memikirkan kematian dan akhirat. Dan aku berpikir ketika kau diambil oleh Allah S.W.T. dan masuk ke dalam surga, maka kau akan berada di surga yang paling tinggi, bersama para anbiyya, orang-orang yang syahid, dan orang-orang saleh, sedangkan aku tidak dapat melihatmu lagi, karena jika aku masuk surga, maka aku akan berada di surga tingkat rendah, bahkan kemungkinan aku tidak akan masuk surga. Dan jika itu yang terjadi, aku tidak akan bisa melihatmu lagi!”
Wallahi, tepat pada saat dia selesai berkata demikian, Jibril A.S. turun dan mewahyukan ayat:
Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (Q.S. An-Nisaa:69)
Ketika Thouban mendengar ini, Subhanallah, dia mulai tersenyum lagi!
Dan dia seringkali memberitahu orang-orang: “Apakah kau tahu bahwa ayat ini diwahyukan karena diriku? Apakah kau tahu bahwa cintaku kepada Rasulullah S.A.W. begitu meluap-luap, ketika aku berpikir tak akan pernah melihatnya lagi, tiba-tiba Jibril A.S. turun dengan sebuah ayat untuk memberitahuku bahwa aku tidak perlu khawatir, jika ingin bersama dengan Rasulullah S.A.W. di akhirat, yang harus kita lakukan hanyalah menuruti sabdanya dan menjauhi segala yang dilarangnya.”
Ini adalah pelajaran bagi kita semua bahwa jika ingin menjadi sahabat Rasulullah S.A.W. di surga, kita harus menjadi Muslim yang lebih baik dengan menuruti sabdanya dan menjauhi larangannya. Semoga Allah menjadikan kita sebagai sahabat Rasulullah S.A.W. di surga nanti. Aamiin!