Umat Musa A.S. tertimpa musibah kekeringan. Kemarau menyebabkan mereka menderita selama bertahun-tahun. Allah menahan hujan yang mereka butuhkan. Kemudian mereka datang kepada Musa A.S. dan berkata “Ya Musa, mintalah kepada Tuhanmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami.”
Jadi Musa A.S. memohon kepada Allah S.W.T. untuk menghentikan kemarau yang panjang dan menurunkan hujan. Tapi Allah S.W.T. memberitahu Musa bahwa sesungguhnya Dia menahan hujan karena dosa satu orang. Berarti, seluruh umat muslim pada masa itu menderita karena dosa satu orang.
Jadi Musa A.S. mengumpulkan orang-orang dan berseru “Sesungguhnya Allah menahan hujan karena dosa salah seorang di antara kalian. Jadi kalian semua bertaubatlah kepada Allah!"
Dan di antara mereka, orang yang karena dosanya menyebabkan berhentinya hujan memohon ampun kepada Allah S.W.T. dan bersumpah tidak akan mengulangi perbuatannya, meskipun dia tidak sadar itu disebabkan dirinya.
Dan di antara mereka, orang yang karena dosanya menyebabkan berhentinya hujan memohon ampun kepada Allah S.W.T. dan bersumpah tidak akan mengulangi perbuatannya, meskipun dia tidak sadar itu disebabkan dirinya.
Dan tepat pada saat itu juga Allah S.W.T. mengampuninya dan turunlah hujan dari langit.
Musa A.S. menjadi marah dan berseru “Siapa di antara kalian yang melakukan dosa itu?” Kemudian Allah S.W.T. memberitahu Musa “Ya Musa, sesungguhnya Aku telah menutupi dosanya, dan kau juga harus menutupi dosanya.”
Tapi kita dapat memetik pelajaran di sini. Bisa saja seluruh umat Muslim pada saat ini menderita karena dosa salah seorang di antara kita. Apakah ada yang tidak merasa pedih ketika melihat Gaza dibombardir? Apakah ada yang tidak merasa pedih ketika kita melihat saudari-saudari kita di Iraq diperkosa? Apakah ada yang tidak mempunyai ghirah untuk umat ini? Tentunya kita peduli. Jangan pikir barang sedetik pun bahwa kita dibebaskan dari aturan Allah. Bisa saja disebabkan dosa kita, akibatnya semua umat menderita!
Sebagaimana firman Allah S.W.T. bahwa sesungguhnya tidak ada musibah yang menimpa kita, kecuali disebabkan perbuatan kita, entah karena dosa kita, karena tidak patuh kepada Allah, entah karena kita tidak bersatu dan saling berselisih, entah karena kita telah meninggalkan kitab Allah, atau karena kita mempraktekkan bunga (riba)! Tidak ada yang tahu apa sebabnya. Tapi pelajaran yang dapat dipetik disini, adalah agar kita melihat ke dalam hati kita dan berkata “Ini mungkin disebabkan dosa yang belum kutinggalkan. Ini mungkin disebabkan dosa yang kulakukan secara diam-diam dan tidak ada seorangpun yang tahu.” Jika kita benar-benar mencintai umat ini dan Allah S.W.T, maka kita harus memperhatikan peringatan ini. Karena Allah menceritakan kisah ini untuk diambil hikmahnya.
Ini adalah sebuah rahmat yang diberikan kepada umat ini, dan tidak pernah diberikan kepada umat sebelumnya. Kita tahu masa lalu kita, dan kita tahu bahwa hukum Allah tidak berubah! Berarti kita harus melihat apa yang telah terjadi di masa lalu.
Dan rahmat kedua yang telah dilimpahkan kepada kita, yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya, adalah kita mengetahui sebagian dari masa depan kita. Kita tahu bahwa ada hal-hal yang akan terjadi di masa depan. Kita tahu bahwa dajjal akan muncul, umat Muslim akan berperang dengan orang-orang kafir, Ya'juj dan Ma'juj akan muncul, dan sebagainya. Inilah yang ingin rahmat Allah S.W.T. kepada kita.
Jadi kita harus belajar firman Allah. Kita harus belajar hukum Allah. Karena tidak cukup hanya dengan mempunyai keinginan dalam hati kita. Aku yakin setiap muslim, jika mereka ditanya “Wahai muslim! Apakah kalian punya keinginan untuk menaklukkan Al-Quds?” Dia akan menjawab “Demi Allah, aku sangat menginginkannya.” Tapi keinginan saja tidak cukup. Karena jika kita bertanya kepadanya “Bagaimana kau akan melakukannya?” Dia bahkan belum memikirkan apa rencananya. Dia menginginkannya tapi belum membuka kitab Allah untuk mengetahui caranya bersiap-siap.
Dan inilah yang kita sebut keikhlasan. Seorang mukhlis (orang yang ikhlas), bukanlah seseorang yang hanya mengucapkan “Insya Allah, Insya Allah.” Dialah seseorang yang membuka kitab Allah S.W.T. untuk menyadari bahwa sunnah Allah tidak berubah. Bahwa hari-hari dimana kita hidup sekarang, pelajaran yang harus kita ketahui telah ada di hadapan kita. Berapa banyak di antara kita yang tidak peduli? Kita tidak sadar, bahwa situasi pada masa sekarang, telah terjadi sebelumnya. Hari-hari dimana kita hidup sekarang, hari-hari ini pernah terjadi pada umat sebelum kita.
Apa artinya? Al-Quds, yakni Palestina ditaklukkan di masa sekarang oleh Zionis! Asia Tengah, Iraq, Baghdad, ditaklukkan oleh Amerika, oleh tentara salib! Apakah ini berbeda dari masa lalu, ketika Al-Quds dikuasai oleh tentara salib? Dan Asia Tengah, Iraq, Baghdad, pernah dikuasai oleh tentara Mongol dan Genghis Khan. INI PERNAH TERJADI SEBELUMNYA!
Dan Allah berfirman “Sunnah Allah tidak berubah.” (Q.S. 17:77) Artinya, jika kita mau tahu jawabannya untuk umat di masa sekarang... CELAKALAH KITA! CELAKALAH KITA! Kita tidak tahu caranya merespon! Pesan dan jawabannya terhampar pada zaman sebelum kita. Jawabannya ada disana, tapi kita tidak peduli. Itulah mengapa setiap dari kita harus mengetahui sejarah umat terdahulu untuk mempersiapkan masa depan!
Ayo Subscribe ke YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/arceuszeldfer
Ayo Like Facebook Page-nya: Lampu Islam