Lebih Baik Menjadi Orang Suci atau Orang Sakti? | Ilmu Islam

Jumat, 29 November 2013

Lebih Baik Menjadi Orang Suci atau Orang Sakti?

Manusia suci itu seperti apa? Manusia sakti itu seperti apa? Inilah kisahnya.

Suatu hari, Nabi Isa berjalan di gurun dengan serombongan orang yang sedang mencari kesaktian diri. Mereka meminta Nabi Isa agar memberitahu rahasia di balik kekuatan menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati.

“Kalau aku membuka rahasia, kalian pasti akan menyalahgunakan kekuatannya,” kata Nabi Isa. Orang-orang itu berjanji akan menggunakan ilmu itu dengan baik. Mereka mendesak Nabi Isa dan memintanya lagi.

“Kalian tidak tahu apa yang kalian minta,” kata Nabi Isa walaupun akhirnya beliau mengatakannya kepada mereka.

Tidak lama kemudian, rombongan itu berjalan di sebuah gurun. Mereka melihat setumpukan tulang-belulang disana.

“Ayo, kita coba rahasia itu,” mereka saling mendukung satu sama lain. Pada saat lafal rahasia itu diucapkan, tulang-tulang langsung terkmpul dan terbungkus oleh daging, dan berubah menjadi seekor binatang buas. Malangnya, sang binatang buas mencabik dan mencacah mereka hingga semuanya mati.

Ada kisah lainnya lagi!

Ini kisah tentang Hasan dan Rabi’ah. Mereka hidup pada zaman dahulu kala. Para ahli sejarah mencatat mereka sebagai sufi.

Karena terpacu oleh hasrat meraih popularitas diri, suatu ketika Hasan mendatangi Rabi’ah dan kumpulan orang-orang saleh. Hasan bilang, “Rabi’ah, ayo tinggalkan perkumpulan ini! Lalu kita duduk di atas air danau, menggelar diksusi Tasawuf (Tasawuf adalah ajaran para sufi. Inti ajarannya adalah cinta kepada Allah, pengetahuan tentang diri, dan pengabdian kepada sesama) kita disana.” Dia ingin memperlihatkan kekuatan ajaibnya di depan orang lain sebab dia subah bisa menguasai air, sama seperti Nabi Isa yang bisa berjalan di atas air.

Rabi’ah protes, “Hasan, tinggalkan kesombonganmu! Kalau kamu ingin berpisah dari kumpulan orang-orang saleh ini, dan ingin menunjukkan kesaktian kita di hadapan mereka, kenapa kita tidak terbang saja di udara?” tantang Rabi’ah. Hasan tidak melakukan hal itu dan dia merasa sangat malu di hadapan Ra’biah.

Rabi’ah berujar, “Apakah kamu tahu, bahwa apa yang sanggup kamu lakukan itu mudah pula dilakukan seekor ikan? Sedangkan apa yang aku tantang kepadamu, mudah pula dilakukan seekor burung. Kesaktian manusia tidak diukur dari kemampuan seperti itu. Jadilah rendah hati!”

Kalau sudah lumayan lama direnungkan, anda pasti dapat kesimpulan. Pesan moral dari kisah ini adalah: kesucian manusia tidak itentukan oleh kemampuannya terbang di udara atau kebal peluru; kesucian manusia ditentukan oleh kemampuannya menggosok kaca hati. Sederhana, tapi berbeda bukan?

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dikutip dari buku Nyari Identitas Diri Karangan M. Ikhsan Hal. 75-81 dengan perubahan

YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page: facebook.com/anakmuslimtaat

Lebih Baik Menjadi Orang Suci atau Orang Sakti? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

 

Top