Gadis ABG berinisial IU mendapat perlakuan tidak senonoh dari anggota kepolisian dan satpam yang bertugas di daerah Gorontalo, Sulawesi Utara. Tidak tanggung-tanggung, sedikitnya sembilan anggota polisi dan tiga satpam yang melakukan pencabulan terhadap anak berusia 16 tahun itu.
IU diperkosa berkali-kali sejak Mei sampai Oktober 2013, pada akhirnya aksi tersebut terbongkar. Orangtua korban pun melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan Komnas Perlindungan Anak. Sejauh ini, polisi telah menetapkan lima tersangka terdiri dari dua polisi, yakni Aiptu IGD, Brigadir IN, dua satpam MN, NN dan satu orang berinisial KK.
Kejadian pencabulan dan pemerkosaan ini tak sekali dua kali dilakukan oleh para anggota korps Bhayangkara itu. Mengapa polisi yang notabene bertugas melayani dan melindungi masyarkat justru berbuat keji dengan memperkosa anak di bawah umur?
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Hamidah Abdurachman mengakui jika proses pembinaan ditubuh Polri khususnya ditatanan bawah sangat kurang. Dia tak sepakat jika bejatnya moral anggota polisi karena proses rekruitment yang buruk dilakukan oleh Polri.
"Moral kan berkaitan dengan norma agama, norma sosial, nah jadi agak sulit menilai moral ketika mereka direkrut. Memang kepolisian yang ditangani dengan pembinaan ditatanan bawah tidak pernah dilaksanakan," ujar Hamidah saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (7/11).
Dia menjelaskan, kepolisian saat ini lebih konsen terhadap latihan fisik para anggota kepolisian. Sementara pembinaan moral, baik agama dan norma sosial sama sekali tak disentuh dalam program-program Polri.
"Kalau di dalam ajaran agama Islam itu seperti Amar Ma'ruf Nahimunkar itu enggak tersentuh. Jadi anggota Polri menilai apa yang dia lakukan. Nilai moral, nilai kemanusiaan sulit untuk diukur. Saya melihat dimana itu pola pembinaan rohani untuk anggota Polri masih belum jadi bagian kegiatan," terang dia.
Dalam kasus ini, Kompolnas mengaku telah terbang ke Gorontalo untuk menindaklanjuti kasus tersebut. Dia pun telah melakukan pemeriksaan terhadap para pelaku dan korban di Gorontalo. Hasilnya cukup mengejutkan, ia menilai, pelaku melakukan aksi bejat tersebut hanya berdasarkan kesenangan semata.
"Saya melihat dan bertemu dengan satu dua tiga pelaku, mereka sudah berkeluarga, yang mereka lakukan itu seolah-olah hanya untuk fun, mumpung ada orang tidak berdaya lalu mereka melakukan itu," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Setelah beberapa kali diperkosa, IU ketakutan. Bulan Oktober awal, IU ditelepon oleh seorang polisi berinisial AU agar datang ke Polsek. Kalau tak datang ke Polsek, polisi itu mengancam akan menyakiti ABG malang itu.
"IU datang. Sampai di sana bukan yang telepon itu yang perkosa, tapi temennya yang lain lagi," kata Zulkifli, paman korban saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (7/11).
Usai diperkosa seorang polisi, datang lagi polisi yang mengaku pangkatnya lebih tinggi. Tubuh IU dipegang-pegang. Dia minta ABG itu menginap di kantor polisi. IU menolak, tapi polisi tersebut mengancam dan memperlihatkan pistolnya. Irma terpaksa menurut dan tidur di salah satu ruangan polsek.
"Lalu sekitar jam 2 dini hari, pelaku berinisial I masuk dalam kamar dan memaksa IU. IU menolak sambil menangis dan berteriak-teriak, tetapi pelaku bilang tak ada gunanya teriak karena tak ada yang dengar," lanjut Zulkifli.
Setelah memperkosa tiga kali, polisi itu meninggalkan IU dalam keadaan menangis dan tanpa busana.
Polda Gorontalo sudah menetapkan lima orang sebagai tersangka kasus pencabulan terhadap siswi SMA, IU (16). Polisi masih terus melakukan penyelidikan karena diduga masih ada pihak-pihak yang terlibat.
(mdk/ded)
Sumber : http://m.merdeka.com