Rumah sakit adalah sebuah tempat dimana para dokter dan perawat untuk merawat pasien yang sakit. Namun dokter maupun suster bukanlah dewa ataupun malaikat yang bisa terlindung dari berbagai macam penyakit karena mereka mengetahui segala jenis penyakit.
Ratusan dokter dan suster di Rumah Sakit Boromeus Bandung menderita keracunan pada Sabtu (14/6) dini hari diduga karena memakan catering yang biasa mereka makan saat bekerja. Kejadian ini terungkap ketika ratusan dokter dan perawat di RS Boromeus makan catering pada Jumat (13/6) siang. Lalu pada Sabtu dini hari ratusan dokter dan suster tersebut mengalami diare, mual dan muntah-muntah secara bersamaan.
Karena tak kunjung membaik maka mereka memeriksakan diri mereka ke RS tempat mereka bekerja. Pihak rumah sakit mengaku terkejut akan adanya kejadian yang menimpa ratusan dokter dan perawat ini. Hingga saat ini masih ada sebagian lebih dokter dan perawat yang dirawat secara intensif di RS tempat mereka bekerja ini Boromeus.
Berikut 4 Fakta kasus keracunan di RS Boromeus Bandung:
1. Makan katering lalu ratusan pegawai muntah-muntah
Sekitar 100-an perawat dan dokter di Rumah Sakit (RS) Borromeus Bandung mengalami keracunan makanan. Pihak RS menduga kejadian ini berasal dari makanan rekanan catering. UGD RS Borromeus pun merawat mereka yang menjadi korban keracunan.
Kejadian terjadi pada korban pada Sabtu 14 Juni lalu. Beberapa orang yang merasakan gejala diare dan muntah-muntah mulai berdatangan. Jumlah nya diperkirakan mencapai 100 orang yang berasal dari internal rumah sakit.
"Mereka yang makan catering ini Jumat siang, dan gejala baru terasa pada Sabtu dini hari," kata Dirut RS Borromeus Suriyanto, Senin (16/6).
Hingga saat ini beberapa orang masih menjalani perawatan baik secara rawat jalan atau rawat inap.
2. Korban keracunan hanya suster, dokter dan pegawai RS
Rumah Sakit (RS) Borromeus Bandung masih melakukan perawatan intensif terhadap 50 karyawannya yang diduga keracunan makanan. Ada sekitar 100 korban yang merupakan dokter, suster serta karyawan lainnya.
Pihak RS Borromeus memastikan tidak ada korban selain pihak internal rumah sakit. Direktur Utama RS Borromeus Suriyanto mengaku, makanan untuk pasien berasal dari dapur rumah sakit. Adapun untuk karyawan berasal dari catering rekanan yang selama ini sudah dipakai jasanya.
"Tidak ada korban yang berasal dari masyarakat umum. Yang dari catering hanya internal karyawan. Sementara para pasien makan dari dapur rumah sakit," katanya Senin (16/6).
3. Korban sudah ada yang diperbolehkan pulang
Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Boromeus Suriyanto mengatakan bahwa 50 dari 100 korban keracunan, saat ini sudah diperbolehkan pulang untuk menjalani rawat jalan. "Sedangkan sisanya masih ada di ruang rawat inap," jelasnya.
Pihaknya memperbolehkan sebagian karyawannya yang keracunan tersebut lantaran kondisinya sudah membaik dan tidak sefatal yang dirawat inap di RS Boromeus. Suriyanto juga mengatakan bahwa pihak rumah sakit sedang mendalami kejadian keracunan yang menerpa karyawannya, karena yang keracunan hanya pihak karyawannya.
Menurutnya makanan yang disantap oleh para pegawainya ini berasal dari dapur karyawan. Sedangkan yang memasak adalah koki yang berasal dari catering rekanan yang selama ini digunakan jasanya untuk konsumsi pegawainya.
4. Dinkes melakukan penyelidikan terkait kasus keracunan
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung akan menelusuri penyebab keracunan yang menimpa ratusan karyawan RS Borromeus Bandung. Tim khusus sudah dikerahkan untuk mengetahui penyebab keracunan massal itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanegara, mengatakan tim tersebut nanti akan melakukan penelusuran terhadap sisa makanan dari rekanan katering rumah sakit pelat merah itu. "Kita akan cari sisa-sisanya. Masih ada gak yang menyimpan sisa itu. Mudah-mudahan sample itu bisa kita dapatkan," katanya di Bandung, Senin (16/6).
Dia berharap, penyedia jasa makanan itu masih memiliki bank sample yang seharusnya tidak dibuang dalam 1x24 jam. "Jadi kalau ada apa-apa bisa memudahkan. Soalnya bisa saja bukan dari makanan, tetapi dari penyimpanan atau dalam perjalanan," ujarnya.
Sumber : http://m.merdeka.com/peristiwa/4-fakta-kasus-keracunan-di-rs-boromeus-bandung/dinkes-melakukan-penyelidikan-terkait-kasus-keracunan.html