Kemana Perginya Rasa Malu Kita? | Ilmu Islam

Selasa, 24 Maret 2015

Kemana Perginya Rasa Malu Kita?

Jika anda tidak malu menatap sesuatu yang haram, anda tidak malu menatap seseorang yang bukan mahram, dan anda tidak menatap mereka seperti manusia yang santun. Anda melihat mereka dengan nafsu, bagaikan binatang yang tertarik pada sekerat daging. Itu berarti anda tidak menghormati ibu kandung anda sendiri, saudari kandung anda sendiri, istri sendiri, dan putri kandung sendiri. Karena mereka juga wanita. Anda pastinya juga tidak ingin seseorang menatap mereka. Karena yang anda tatap juga merupakan putri orang lain, saudari orang lain, ibu dari orang lain. Bahkan meskipun mereka tidak menghargai diri mereka, misalnya mereka berpakaian tidak pantas, tapi anda punya kehormatan untuk diri sendiri dan wanita dalam keluarga anda. Jadi anda harus menundukkan pandangan. Lakukanlah!


Dan sangat menjijikkan ketika seluruh keluarga berkumpul bersama dan menonton film, seketika rasa malu pun hilang. Seorang istri, suami, anak-anak, dan sanak famili duduk bersama menonton adegan yang tidak pantas dan berkata “Oh, itu cuma satu adegan yang tidak pantas, tidak mengapa.” Ini menjijikkan. Ini bukanlah sifat keluarga Muslim. Ada banyak masalah besar tentang masyarakat kita, tapi masalah yang satu ini menghancurkan generasi muda kita. Masalah itu adalah: TIDAK PUNYA RASA MALU.

Misalnya ada seorang gadis yang mengirim pesan pada anda, “Aku ingin menjadi temanmu di Facebook.” Katakanlah "Tapi aku tidak mau." JANGAN LAKUKAN! Bertemanlah dengan teman laki-laki anda. Bukankah anda punya ayah? Bukankah dia bersahabat dengan anda? Kenapa anda harus mencari berteman dengan lawan jenis dan membiarkan setan menarik anda menuju jurang kemaksiatan?

Saya sangat serius dalam hal ini. Anda pikir menyenangkan melihat foto seorang gadis di Facebook dan berpikir “Oh ya, dia begitu cantik.” Namun ini juga merupakan tiket anda menuju ke neraka. Anda juga menghancurkan karakter anda. Dan ada ratusan pemuda lainnya yang juga memandangi gadis itu sambil berpikir “Ya, gadis itu imut. Ya, dia cantik.”

DIMANA JIWA LELAKI ANDA? Seorang Muslim harus punya hayaa’(rasa malu, kesantunan). Dan kita tahu bahwa dalam Islam, tidak boleh ada seorang pun yang boleh memandang istri kita kecuali siapa? Kecuali KITA SEBAGAI SUAMINYA! Tidak boleh ada seorang pun yang menikmati kecantikannya kecuali SUAMINYA. Anda tentu terganggu jika seseorang berkata “Masya Allah, engkau punya istri yang sangat cantik.” Anda tentu tidak senang mendengarnya, kan?

Maka kita seharusnya juga merasa terganggu ketika melihat lawan jenis yang bukan mahramnya.
Saya tidak tahu kemana perginya rasa malu dalam diri umat Muslim sekarang, mungkin dia sedang pergi liburan. Bagi banyak Muslim zaman sekarang, rasa malunya sedang liburan. Bangkitkanlah kembali rasa malu itu. Karena hal ini akan menghancurkan kehidupan keluarga kita. Anda tidak akan bisa memiliki pernikahan yang sehat, anda tidak bisa mendidik anak-anak yang baik jika anda tidak punya rasa malu.

Rasulullah s.a.w memperingatkan kita bahwa tentang para wanita di akhir zaman. Beliau bersabda “Wanita-wanita yang mengenakan pakaian, tapi seperti telanjang (tidak punya malu).” Beliau memperingatkan kita tentang hal ini.

Berhentilah menonton tayangan kotor yang ada di TV. Anda mungkin bertanya pada saya “Jadi apa yang harus kulakukan? Aku bahkan tidak boleh menonton film di bioskop? Hidupku begitu sedih karena tidak boleh menonton film.” Berhentilah bersedih. Anda adalah orang yang bebas. Ada kegiatan-kegiatan lain  yang bermanfaat selain menonton TV dan film. Anda tetap bisa hidup tanpa menonton hal-hal itu. Malah anda akan lebih bahagia.

Saya bisa memberitahu anda apa yang tidak boleh anda lakukan, tapi pada akhirnya saya harus memberitahumu apa yang harus anda lakukan, kan? Karena jika anda tidak melakukan semua itu, jadi apa yang anda lakukan? Saran saya adalah: Carilah aktivitas yang sehat, tidak harus aktivitas yang religius. Misalnya, carilah waktu untuk berolahraga. Pergilah berjogging atau ke gym. Carilah aktivitas yang tidak membuat anda menjadi manusia yang lebih buruk. Anda paham apa yang kukatakan? Setidaknya jangan aktivitas yang menambah dosa.

Dan bagi para orangtua yang membaca ini, tolonglah, jika para pemuda datang ke masjid, dan mereka tidak belajar apapun tentang Islam. Mereka hanya duduk-duduk di masjid, saling bercanda dan mengobrol, saya sangat bahagia kalau mereka melakukan itu. Karena jika mereka tidak melakukannya di masjid, mereka mungkin melakukan sesuatu yang jauh lebih buruk di tempat lain. Jadi bagi para orangtua, jangan memarahi mereka. Biarkan mereka di masjid. Setidaknya mereka tidak berbuat yang merugikan. Setidaknya mereka lebih baik daripada melakukan kegiatan lainnya di luar sana.

Jangan harapkan akhlaq yang terbaik dari pemuda kita karena anda tidak membesarkan mereka dengan cara itu, jadi bagaimana mungkin anda mengharapkan hal itu dari mereka? Andalah yang menyekolahkan mereka di sekolah umum, mereka tidak mendaftarkan diri mereka sendiri. Anda yang menyekolahkan mereka dan mengekspos mereka terhadap hal-hal yang dilarang agama 8 jam per hari. Jadi kalau mereka tidak berkelakuan seperti pemuda yang shalih, jangan langsung menghardik mereka. Sadarlah dan terima kenyataan ini.

Saya dengan tulus meminta kepada para orangtua untuk lebih menolerir pemuda-pemuda kita di masjid, lebih ramah kepada mereka, dan jangan menjauhkan mereka. Dan saya dengan tulus meminta pada pemuda, temukanlah teman-teman yang lebih baik untuk bergaul. Jika teman anda tak tahu malu, anda juga akan begitu. Jika teman anda punya malu dan kesopanan, anda pun akan ikut-ikutan sopan dan malu. Jika teman anda kacau, mereka akan menyeret anda ke neraka bersama mereka. Dan anda berpikir mereka itu keren. Tapi akan datang hari dimana mereka akan dibakar di neraka. Itu sama sekali tidak keren.

Jadi saya berdo’a agar anda merenungkan nasihat ini dengan serius. Hindari rasa tidak tahu malu, dan lawanlah hawa nafsu dalam diri, dan dapatkan kembali rasa rendah diri, insya Allah ta’ala.
Aku dengan tulus berdo’a agar para pemuda bisa menjadi pemimpin dari din (agama) ini, dapat melanjutkan pesan Islam, dapat membesarkan keluarga Muslim yang sehat dan kuat, insya Allah ta’ala ketika waktunya tiba. Karena para pemuda adalah pemimpin kita. Para pemuda adalah pemimpin umat ini dalam dekade berikutnya. Semoga Allah memudahkan para pemuda kita untuk lebih santun kepada orangtua mereka, tidak membuang waktu dengan sia-sia, dan menjaga shalat mereka.

YouTube Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook Page Lampu Islam: facebook.com/anakmuslimtaat

Kemana Perginya Rasa Malu Kita? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

 

Top