Al-Haakim rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا أَبُو حُمَيْدٍ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ حَامِدٍ الْعَدْلُ بِالطَّابرَانِ، ثنا تَمِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا أَبُو مُصْعَبٍ الزُّهْرِيُّ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي فُدَيْكٍ، أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَتْ تَزُورُ قَبْرَ عَمِّهَا حَمْزَةَ كُلَّ جُمُعَةٍ فَتُصَلِّي وَتَبْكِي عِنْدَهُ.
Telah menceritakan kepada kami Abu Humaid Ahmad bin Muhammad bin Haamid Al-‘Adl di Thabraan : Telah menceritakan kepada kami Abu Mush’ab Az-Zuhriy : Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ismaa’iil bin Abi Fudaik : Telah mengkhabarkan kepadaku Sulaimaan bin Daawud, dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari ‘Aliy bin Al-Husain, dari ayahnya : “Bahwasannya Faathimah bintu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa berziarah ke kubur pamannya, yaitu Hamzah, setiap hari Jum’at, melakukan shalat, dan menangis di sisinya” [Al-Mustadrak, 1/377].
Dalam sanadnya terdapat idlthiraab:
1. Diriwayatkan oleh Al-Haakim[2] dalam Al-Mustadrak 3/28 : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu ‘Abdillah Muhammad bin ‘Abdillah Ash-Shaffaar : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abid-Dun-yaa Al-Qurasyiy : Telah menceritakan kepadaku ‘Aliy bin Syu’aib : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Fudaik : Telah mengkhabarkan kepadaku Sulaimaan bin Daawud, dari ayahnya, dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya : Bahwasannya ayahnya, yaitu ‘Aliy bin Al-Husain menceritakan kepadanya, dari ayahnya : Bahwasannya Faathimah…..dst.
2. Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy[3] dalam Dalaailun-Nubuwwah3/309 : Telah memberitakan kepada kami Abu ‘Abdillah Al-Haafidh dan Abu Sa’iid bin Abi ‘Amru, mereka berdua berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu ‘Abdillah Muhammad bin ‘Abdillah Ash-Shaffaar, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abid-Dun-yaa, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Syu’aib, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Fudaik, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku Sulaimaan bin Daawud, dari ayahnya, dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya : Bahwasannya Faathimah bintu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam…..dst.”.
Dapat kita lihat idlthiraab sanad dalam riwayat riwayat di atas. Kadang Sulaimaan bin Daawud[4]meriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari ‘Aliy bin Al-Husain, dari ayahnya (Al-Husain bin ‘Aliy). Kadang ia (Sulaimaan) meriwayatkan dari ayahnya, dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari ‘Aliy bin Al-Husain, dari ayahnya (Al-Husain bin ‘Aliy). Dan kadang ia meriwayatkan dari ayahnya, dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya secara mursal.
Ada jalan riwayat lain yang mursal via Ja’far bin Muhammad sebagai berikut:
عَنِ ابْنِ عُيَيْنَةَ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: " كَانَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَزُورُ قَبْرَ حَمْزَةَ كُلَّ جُمُعَةٍ "
Dari Ibnu ‘Uyainah, dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, ia berkata : “Faathimah bintu Rasulillah shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa menziarahi kubur Hamzah setiap hari Jum’at” [Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq dalam Al-Mushannaf, 3/572 no. 6713].
Maka terlihat di sini yang mahfuudh adalah riwayat mursal.
Adz-Dzahabiy rahimahullah mengomentari riwayat yang dibawakan Al-Haakim di atas :
هذا منكر جدا وسليمان ضعيف
“Riwayat ini sangat munkar, dan Sulaimaan seorang yang dla’iif” [1/377].
Di lain tempat ia mengatakan:
سليمان مدني تكلم فيه
“Sulaimaan, madaniy (orang Madiinah), seorang yang diperbincangkan” [3/28].
Oleh karena itu, status riwayat ini adalah dla’iif karena mursal, bahkan munkar sebagaimana dikatakan oleh Adz-Dzahabiy rahimahullah karena menyelisihi hadits-hadits shahih yang melarang wanita sering-sering berziarah kubur.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ زَوَّارَتِ الْقُبُورِ ".
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah : Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awaanah, dari ‘Umar bin Abi Salamah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melaknat para wanita yang sering berziarah kubur [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1056; dan ia berkata : “Hadits hasan shahih”].
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
[anakmuslimtaat’ – perumahan ciomas permai – 19042014 – 20:40].
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، ثنا أَبُو حُمَيْدٍ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ حَامِدٍ الْعَدْلُ بِالطَّابِرَانِ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا أَبُو مُصْعَبٍ الزُّهْرِيُّ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي فُدَيْكٍ، أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ، عَنْ أَبِيهِ، " أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَتْ تَزُورُ قَبْرَ عَمِّهَا حَمْزَةَ كُلَّ جُمُعَةٍ فَتُصَلِّي وَتَبْكِي عِنْدَهُ، كَذَا قَالَ: وَقَدْ قِيلَ عَنْهُ "
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الصَّفَّارُ ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي الدُّنْيَا الْقُرَشِيُّ، حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ شُعَيْبٍ، ثنا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ أَبَاهُ عَلِيَّ بْنَ الْحُسَيْنِ حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِيهِ، " أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ كَانَتْ تَزُورُ قَبْرَ عَمِّهَا حَمْزَةَ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فِي الأَيَّامِ فَتُصَلِّي وَتَبْكِي عِنْدَهُ ".
هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الإِسْنَادِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ
أَنْبَأَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، وَأَبُو سَعِيدِ بْنُ أَبِي عَمْرٍو، قَالا: أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الصَّفَّارُ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي الدُّنْيَا، قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ شُعَيْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ: " أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَتْ تَزُورُ قَبْرَ عَمِّهَا حَمْزَةَ فِي الأَيَّامِ فَتُصَلِّي وَتَبْكِي عِنْدَهُ "
[4] Sulaimaan bin Daawud bin Qais Al-Farraa’ Al-Madaniy. Ibnu Hibbaan memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat. Al-Azdiy mengatakan ia seorang yang diperbincangkan. Abu Haatim mengatakan bahwa ia tidak memahami sebagaimana mestinya [Lisaanul-Miizaan, 4/149 no. 3605].