Tanya:
يرفع بعض الجنود إصبعيه السبابة و الوسطى على هيئة رقم سبعة رمزاً للانتصار. ما حكم ذلك؟ أ ليس من الأولى أن نرفع السبابة إشارة للواحد القهار مع التكبير؟
“Sebagian tentara mengacungkan dua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah, sehingga membentuk angka tujuh (dalam bahasa ‘Arab =” ٧“) sebagai lambang kemenangan. Apa hukum perbuatan tersebut? Tidakkah lebih utama bagi kita untuk mengacungkan jari telunjuk sebagai isyarat Al-Waahid Al-Qahhaar (yaitu Allah) bersamaan pekikan takbir?”.
هذا لا شك أنه الأولى. إننا نحمد الله سواء كان بالإصبع أو اليد كلها، نقول الحمد لله على الانتصار الحمد لله، لكن إذا كانت هذه معروفة بين الناس و بين الدول فلا أرى مانعاً من الإشارة بها.
“Tidak diragukan lagi bahwa perbuatan tersebut (yang mengacungkan jari telunjuk) lebih utama. Sesungguhnya kita tetap memuji Allah, sama saja apakah dengan isyarat satu jari atau semua jari. Kita katakan : ‘Segala puji bagi Allah atas kemenangan ini, alhamdulillah’. Akan tetapi apabila mengacungkan dua jari (simbol ” ٧“) telah dikenal di kalangan masyarakat dan negara, maka aku tidak memandang adanya larangan dalam isyarat tersebut”.
[selesai – dari Majmuu Al-Fataawaa war-Rasaail, juz 25 no. 99 – translated by anakmuslimtaat’, 31032014, 06:40].