Anda akan melihat Allah s.w.t di surga sebagaimana anda melihat bulan purnama. Setiap orang akan dapat melihat wajah Allah s.w.t. Hadiah terbaik dari surga bukanlah surga, melainkan hadiah terbaik dari surga adalah sesuatu yang melebihi surga itu sendiri.
Allah berfirman:
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” (Qs. Yunus[10]: 26)
Apakah yang dimaksud tambahannya dalam ayat di atas? Rasulullah s.a.w menjelaskan ayat ini,
dan beliau bersabda “Ketika penduduk surga telah memasuki surga, Allah s.w.t akan bertanya pada mereka ‘Wahai hamba-hamba-Ku, apakah kalian bahagia?’ Penduduk surga akan berkata ‘Ya Allah, kami bahagia.’
Allah akan berfirman ‘Wahai hamba-hamba-Ku, apakah ada lagi yang kalian inginkan?’ Penduduk surga akan berkata “Apakah mungkin ada yang kami inginkan melebihi ini ya Allah? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga?’
Kemudian Rasulullah s.a.w bersabda bahwa Allah s.w.t akan membuka tabirnya. Penduduk surga akan memandang wajah Allah. Dan mereka tidak akan merasakan kenikmatan yang lebih baik dan lebih mulia daripada memandang wajah-Nya. Dan inilah yang disabdakan Rasulullah s.a.w tentang hal yang kenikmatannya melebihi surga.
Allah berfirman dalam Quran:
“wamaa tunfiquuna illaa ibtighaa-a wajhi allaahi.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 272).
Artinya: “Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari wajhi (wajah/keridhaan) Allah.”
Jadi kita membelanjakan harta kita fi sabilillahuntuk melihat wajah Allah. Allah berfirman bahwa kita berbaik hati kepada kerabat, menjadi orang yang sabar dengan tujuan untuk melihat wajah-Nya.
Dan ketika kita memandang wajah Allah, wajah kita akan menjadi berseri-seri dan benderang. Kita semua tahu ayatnya:
“Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat. ” (Qs. Al-Qiyaamah[75]: 22-23)
Wajah kita akan bersinar terang karena memandang Allah. Hal ini menunjukkan bahwa memandang wajah Allah s.w.t adalah rahmat terbesar yang diberikan pada kita. Dan wajah-Nya dijelaskan sebagai Dzul jalali wal ikram. Jalal berarti kebesaran/kehormatan, dan ikram berarti kemuliaan. Wajah Allah adalah wajah kehormatan dan wajah kemuliaan. Kenapa? Karena siapapun yang melihat wajah itu telah diberi kehormatan dan kemuliaan yang tidak dimiliki orang lain.
Dan wajah Allah tidak akan kita lihat di dunia ini. Musa meminta untuk melihatnya tapi Allah berfirman, “Kau tidak punya kemampuan untuk melihatnya. Kemampuan itu hanya ada di akhirat.”
Dan sebuah hadist terkenal dari Abu Dzar al-Ghifari dalam sahih Muslim meriwayatkan ketika Isra’ Mi’raj Rasulullah s.a.w naik ke atas langit dan pergi ke tempat yang lebih tinggi daripada Jibril.Jibril membawanya ke langit dan berkata “Aku tidak bisa naik lagi, sekarang kau harus naik seorang diri. Aku tidak diizinkan melewati tempat ini.” Jadi Rasulullah s.a.w naik lebih tinggi daripada makhluk manapun kemudian dia turun kembali. Abu Dzar al-Ghifari bertanya padanya,
“Ya Rasulullah, apakah kau melihat Tuhanmu?” Dan Rasulullah s.a.w menjawab, “Ada cahaya dimana-mana! Bagaimana mungkin aku bisa melihat-Nya?
Cahaya apa yang dimaksud? Cahaya apakah ini? Rasulullah s.a.w menjelaskannya dalam hadist lainnya, dan hadist ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam Sahih Muslim. Dia bersabda “Allah Azza wa Jalla menggunakan sebuah hijab dari cahaya. Hijab disini maksudnya tabir. Bagi kita hijab digunakan untuk menutupi keindahan, namun bagi Allah s.w.t, hijab itu sendiri adalah keindahan, dan apa yang ditutupinya tak dapat kita bayangkan. Apa yang ditutupinya jauh melebihi bayangan kita.
Jadi Rasulullah s.a.w bersabda “Hijab Allah adalah cahaya. Jika Allah mencabut hijab itu, cahaya dari wajah Allah akan menghancurkan apapun yang dilihatnya.” Keindahan dari cahaya Allah s.w.t begitu kuat sampai-sampai makhluk pun tidak sanggup melihatnya. Karena makhluk tidak sanggup melihatnya, dikarenakan kasih sayang-Nya terhadap makhluk, Allah telah menghijabkan diri-Nya dari kita di dunia ini. Dan apakah hijab/tabir-Nya? Tabir-Nya adalah cahaya.
YouTube Channel: youtube.com/c/anakmuslimtaat
Facebook Page: facebook.com/anakmuslimtaat