Asy-Syaikh Al-Albaaniy dan ‘Udzur Kejahilan | Ilmu Islam

Jumat, 02 Januari 2015

Asy-Syaikh Al-Albaaniy dan ‘Udzur Kejahilan

Rekan-rekan sekalian,..... setelah kita mengetahui madzhab Ibnu Taimiyyah[1], Ibnul-'Utsaimiiin[2], dan masyayikh kibaar lain tentang ‘udzur kejahilan ..... sekarang mari kita simak bagaimana pandangan Al-Imaam Al-Mujaddid : Muhammad Naashiruddiin Al-Albaaniy rahimahullah dalam permasalahan ini. Berikut akan saya bawakan dari kitab Mausuu'ah Al-'Allaamah Al-Imaam Mujaddid Al-'Ashr Muhammad Naashiruddiin Al-Albaaniyyang disusun oleh Asy-Syaikh Dr. Syaadiy Aalu Nu'maan hafidhahullah. Tepatnya di juz 5 mulai halaman 733.
Bagi yang dapat membaca dan memahaminya, Anda akan dapatkan pemahaman yang sangat mendalam yang mengandung rincian-rincian kondisi mana yang diberikan 'udzur dan mana yang tidak diberikan 'udzur, yang secara ringkas diuraikan dalam beberapa point berikut (dan ini bukan pembatas):
1.         Beliau rahimahullah membedakan antara pengkafiran (takfir) mutlak dan pengkafiran mu’ayyan (individu).
2.         Pengkafiran secara mu’ayyan dilakukan apabila telah tegak padanya hujjah Islam.
3.         Penegakan hujjah hanya dapat dianggap jika hujjah yang ditegakkan/disampaikan tersebut adalah hujjah Islam yang benar dan murni sesuai pemahaman salaf, bukan hujjah Islam yang tercampur dengan kekotoran dan penyelewengan.
4.         Pada dasarnya, kaum muslimin diberikan ‘udzur atas kejahilannya, termasuk dalam perkara kufur akbar dan syirik akbar. Namun demikian, dalam penerapannya tidaklah mutlak. Ada yang diberikan ‘udzur, ada pula yang tidak diberikan ‘udzur, sehingga perlu dilihat kondisinya.
5.         Seorang muslim yang hidup dalam lingkungan masyarakat Islami yang diterapkan padanya hukum-hukum Islam dan hukum-hukum itu telah tersebar/tersiar secara luas[3], maka kejahilannya tidak diberikan ‘udzur.
6.         Seorang muslim yang hidup dalam lingkungan yang tersebar padanya ilmu dan ulama, maka kejahilannya tidak diberikan ‘udzur.
7.         Seseorang masuk Islam dan kemudian hidup dalam lingkungan masyarakat kafir atau negeri kafir yang tidak nampak padanya hukum-hukum Islam, maka kejahilannya secara umum dapat diberikan ‘udzur.
8.         Seorang muslim yang hidup di lingkungan masyarakat Islam secara nama namun tidak nampak atau tidak diterapkan hukum-hukum Islam di dalamnya (tersebar kebodohan yang merata), maka kejahilannya secara umum dapat diberikan ‘udzur.
9.         Seseorang yang hidup di lingkungan masyarakat Islam yang menyimpang dari ‘aqidah Islam yang benar dimana mereka didampingi ulama-ulama suu’ yang menyebarkan bid’ah dan penyimpangan terhadap sunnah; maka kejahilannya secara umum dapat diberikan ‘udzur.
10.      Seseorang yang sudah berusaha secara ikhlash untuk mengetahui hukum Allah yang benar, namun kemudian ternyata ia salah; maka ia diberikan ‘udzur.
11.      Beliau rahimahullah tidak membedakan ‘udzur dalam masalah ushul ataupun furuu’.
Masih banyak faedah lain yang rinciannya hanya didapatkan dengan membaca secara langsung penjelasan beliau rahimahullah di bawah. Sebenarnya masih banyak lembar penjelasan beliau dalam kitab tersebut, akan tetapi yang di bawah saya rasa cukup mewakili, dan Alhamdulillah, beliau cukup konsisten dalam menjelaskan kaedah dalam permasalahan ini.
Ringkas kata, madzhab Al-Imaam sangat berbeda dengan 'mereka' (yang menafikkan ‘udzur kejahilan); yang sekarang mulai bergeliat membawakan cap-cap irjaa' terhadap orang yang berseberangan pendapat dengan mereka, dengan membonceng fatwa sebagian ulama.
Laa haula walaa quwwata illaa billaah.....
Selamat menikmati penjelasan beliau[4] !!



[3]      Beliau rahimahullah mencontohkan negeri Saudi ‘Arabia.
[4]      Sebagian fatwa beliau rahimahullah di sini telah diterjemahkan di artikel : Madzhab Kibaar Ulama dalam ‘Udzur Kejahilan pada Permasalahan Kufur dan Syirik.

Asy-Syaikh Al-Albaaniy dan ‘Udzur Kejahilan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

 

Top