‘Aliy bin Abi Thaalib : Ketenangan Ada pada Lisan ‘Umar bin Al-Khaththaab radliyallaahu ‘anhumaa | Ilmu Islam

Kamis, 24 Mei 2012

‘Aliy bin Abi Thaalib : Ketenangan Ada pada Lisan ‘Umar bin Al-Khaththaab radliyallaahu ‘anhumaa


Al-Qathii’iy rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ، قثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ، عَنِ الشَّيْبَانِيِّ، وَإِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَكُونُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "
Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Muhammad, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ya’quub bin Ibraahiim : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Idriis, dari Asy-Syaibaaniy dan Ismaa’iil bin Abi Khaalid, dari Asy-Sya’biy, ia berkata : Telah berkata ‘Aliy (bin Abi Thaalib) : “Kami tidaklah menjauh bahwasannya ketenangan ada pada lisan ‘Umar (bin Al-Khaththaab) radliyallaahu ‘anhu” [Zawaaid ‘alaa Fadlaailish-Shahaabah no. 634].

Berikut keterangan para perawinya :
a.     Yahyaa bin Muhammad bin Shaa’id  bin Kaatib, Abu Muhammad maulaa Abi Ja’far Al-Manshuur. Al-Khathiib berkata : “Salah seorang di antara huffaadh hadits”. Ibraahiim Al-Harbiy berkata : “Anak-anak Shaa’id ada tiga orang, dan yang paling tsiqah adalah Yahyaa”. Ad-Daaruquthniy berkata : “Yahyaa paling berilmu dan paling tsiqah di antara anak-anak Muhammad bin Shaa’id”. Abu ‘Aliy Al-Haafidh mengedepankannya dalam pemahaman dan hapalan dibandingkan Abul-Qaasim bin Manii’ dan Abu Bakr bin Abi Daawud. Lahir tahun 228 H, dan wafat pada akhir tahun 310 H [Taariikh Baghdaad, 16/341-345 no. 7489].
b.     Ya’quub bin Ibraahiim bin Katsiir; seorang yang tsiqah, dan termasuk dari kalangan huffaadh. Termasuk thabaqah ke-10, lahir tahun 166 H, dan wafat tahun 252 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1087 no. 7866].
c.      ‘Abdullah bin Idriis bin Yaziid bin ‘Abdirrahmaan bin Al-Aswad Al-Audiy, Abu Muhammad Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, faqiih, lagi ‘aabid. Termasuk thabaqah ke-8, lahir tahun 120 H, dan wafat tahun 192 H. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 491 no. 3224].
d.     Ismaa’iil bin Abi Khaalid Hurmuz/Sa’d/Katsiir Al-Ahmasiy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah lagi tsabat. Termasuk thabaqah ke-4, dan wafat tahun 146 H. Dipakai olehAl-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 138 no. 442].
e.     Sulaimaan bin Abi Sulaimaan Fairuuz, Abu Ishaaq Asy-Syaibaaniy Al-Kuufiy; seorang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-5, dan wafat tahun 129 H/138 H/139 H/141 H). Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 408 no. 2583].
f.      ‘Aamir bin Syaraahiil Abu ‘Amru Al-Kuufiy – terkenal dengan nama Asy-Sya’biy; seorang yang tsiqah, masyhuur, faqiih, lagi mempunyai keutamaan. Termasuk thabaqah ke-3, dan wafat tahun 103/104/105/106/107/110 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy,  An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 475-476 no. 3109].
g.     ‘Aliy bin Abi Thaalib bin ‘Abdil-Muthallib bin Haasyim Al-Qurasyiy, Abul-Hasan Al-Haasyimiy; salah seorang shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang masyhuur, mulia, amiirul-mukminiin. Termasuk thabaqah ke-1, dan wafat tahun 140 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 698 no. 4787].
Sanad riwayat ini lemah karena adanya keterputusan antara Asy-Sya’biy dan ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi Syaibah[1]dalam Al-Mushannaf 12/23 no. 32637 dari jalan ‘Abdullah bin Idriis, dan Al-Qathii’iy[2]dalam Zawaaid Fadlaailish-Shahaabah no. 707 dari jalan Qais bin Ar-Rabii’; keduanya dari Asy-Syaibaaniy dan Ismaa’iil bin Abi Khaalid, dari Asy-Sya’biy, dari ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan juga oleh ‘Aliy bin Ja’d[3]dalam Musnad-nya no. 2494, ‘Abdullah bin Ahmad[4]dalam Zawaaid Fadlaailish-Shahaabah no. 310 & 601, Al-Qathii’iy[5]dalam Zawaaid Fadlaailish-Shahaabah no. 523 & 614 & 627, Al-Fasawiy[6]dalam Al-Ma’rifah 1/461-462, Al-Aajurriy[7]dalam Asy-Syarii’ah 3/96 no. 535-536 (1418-1419), Abu Nu’aim[8]dalam Al-Hilyah 4/328 & 8/211, Al-Baihaqiy[9]dalam Al-Madkhal 1/74-75 no. 67, Al-Baghawiy[10]dalam Syarhus-Sunnah 14/86 no. 3877, Al-Muhaamiliy[11]dalam Al-Amaaliy no. 166, Adl-Dliyaa’[12]dalam Al-Mukhtarah no. 549 & 550, Abu ‘Aruubah[13]dalam Juuz-nya no. 36, Ibnul-Bakhtariy[14]dalam Al-Amaaliy no. 92, dan Ibnu Basyraan[15]dalam Al-Amaaliy no. 178; dari beberapa jalan, semuanya dari Ismaa’iil bin Abi Khaalid, dari Asy-Sya’biy, dari ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu.
Asy-Syaibaaniy dan Ismaa’iil mempunyai mutaba’aat dari :
a.     Mujaalid.
Diriwayatkan oleh Al-Khaththaabiy[16]dalam Ghariibul-Hadiits no. 864, dan dibawakan oleh Ibnu Hajar[17]dalam Al-Mathaalibul-‘Aliyyah no. 3883; dari dua jalan (Hammaad bin Zaid dan ‘Abbaad bin ‘Abbaad), dari Mujaalid.
Sanad riwayat ini lemah karena faktor Mujaalid.
Keterangan para perawinya :
a.1.    Hammaad bin Zaid bin Dirham Al-Azdiy Al-Jahdlamiy Abu Ismaa’iil Al-Bashriy Al-Azraq; seorang yang tsiqah, tsabat, lagi faqiih. Termasuk thabaqah ke-8, lahir tahun 98 H, dan wafat tahun 179 H. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 268 no. 1506].
a.2.    ‘Abbaad bin ‘Abbaad bin Habiib bin Al-Muhallab bin Abi Shafrah Dhaalim bin Saariq Al-Azdiy Al-‘Atakiy Al-Muhallabiy, Abu Mu’aawiyyah Al-Bashriy; seorang yang tsiqah namun kadang ragu. Termasuk thabaqah ke-7, dan wafat tahun 179 H/180 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 481 no. 3149].
a.3.    Mujaalidbin Sa’iid bin ‘Umair Al-Hamdaaniy, Abu ‘Amru/’Umair/Sa’iid Al-Kuufiy; termasuk thabaqah ke-6, dan wafat tahun 144 H. Dipakai oleh Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah.
Hampir semua muhadditsiin men-dla’if-kan Mujaalid. Yahyaa Al-Qaththaan mendla’ifkannya. Ibnul-Mahdiy tidak meriwayatkan hadits darinya. Ahmad berkata : “Mujaalid tidak ada apa-apanya (laisa bi-syai’)”. Di tempat yang lain ia (Ahmad) berkata : “Semua hadits Mujaalid dibuang”. Al-Bukhariy berkata : “Aku tidak menulis hadits Mujaalid dan Musa bin ‘Ubaidah”. Al-‘Ijliy berkata : “Orang Kuffah, jaaizul-hadiits, hasanul-hadiits”. Abu Zur’ah menyebutkannya dalam Asaamiyudl-Dlu’afaa’(334). At-Tirmidziy berkata : “Sebagian ulama mendla’ifkan Mujaalid, dan ia seorang yang banyak salahnya”. Di lain tempat ia berkata : “Mujaalid bin Sa’iid diperbincangkan oleh sebagian ulama karena faktor hapalannya”. An-Nasaa’iy berkata : “Orang Kuffah, dla’iif”. Ad-Daaruquthniy berkata : “Orang Kuffah, tidak kuat (laisa bi-qawiy)”. Di lain tempat ia berkata : “Tidak tsiqah”. [Lihat Al-Jaami’ fil-Jarh wat-Ta’diil, 2/431-432 no. 3738].
Yahyaa bin Ma’iin berkata : “Tidak boleh berhujjah dengan haditsnya (laa yuhtaju bi-hadiitsihi)”. Di lain tempat ia berkata : “Dla’iif, waahiyul-hadiits”. Abu Haatim : “Mujaalid bukan seorang yang kuat haditsnya” [Al-Jarh wat-Ta’diil, 8/biografi no. 1653]. Dalam riwayat Ad-Duuriy, Yahyaa bin Ma’iin berkata : “Tsiqah” [At-Taariikh, 2/549]. Dalam riwayat Ad-Daarimiy, ia berkata : “Shaalih” [At-Taariikh, biografi no. 811]. Ibnu Hibbaan dan Al-‘Uqailiy memasukkannya dalam jajaran perawi dla’iif. Al-Juuzajaaniy mendla’ifkannya [Ahwalur-Rijaal, hal. 89 no. 126].
Ibnu Hajar memberikan kesimpulan : “Tidak kuat haditsnya (laisa bil-qawiy), berubah hapalannya di akhir umurnya” [Taqriibut-Tahdziib, hal. 920 no. 6520].
Ibnu ‘Adiy berkata : “Sebagian huffaadh berkata : Mujaalid mencuri hadits ini dari ‘Amr bin ‘Ubaid, lalu ia menceritakan dengannya dari Abul-Wadaak”. Apa yang dikatakan oleh Ibnu ‘Adiy, juga disebutkan oleh Ibnul-Jauziy dalam Al-Maudluu’aat (2/26). Salah satu sumber perkataan Ibnu ‘Adiy dan Ibnul-Jauziy adalah perkataan Al-Jurqaaniy dimana ia berkata : “Mujaalid ini adalah dla’iif, munkarul-hadiits. Ia telah mencuri hadits ini dari ‘Amr bin ‘Ubaid, lalu menceritakan dengannya dari Abul-Wadaak, dari Abu Sa’iid dengan lafadh ini” [lihat Al-Abaathiil, 1/354].
b.     Bayaan bin Bisyr Al-Ahmasiy.
Diriwayatkan oleh ‘Abdullah[18]dalam Zawaaid Fadlaailish-Shahaabah no. 470 dari jalan Zaaidah bin Qudaamah, dan Al-Laalikaa’iy[19]dalam Al-Karaamaat no. 70 dari jalan Jariir; keduanya dari Bayaan, dari ‘Aamir Asy-Sya’biy, dari ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu.
Sanad riwayat ini shahih hingga Asy-Sya’biy.
Keterangan para perawinya adalah sebagai berikut :
b.1.    Zaaidah bin Qudaamah Ats-Tsaqafiy, Abush-Shalt Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, tsabat, lagi shaahibus-sunnah. Termasuk thabaqah ke-7, dan wafat tahun 160 H atau setelahnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 333 no. 1993].
b.2.    Jariir bin ‘Abdil-Hamiid bin Qurth Adl-Dlabbiy, Abu ‘Abdillah Ar-Raaziy Al-Kuufiy Al-Qaadliy; seorang yang tsiqah shahiihul-kitaab (107/110-188 H). Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 188 H. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 196 no. 924].
b.3.    Bayaan bin Bisyr Al-Ahmasiy Al-Bajaliy Abu Bisyr Al-Kuufiy Al-Mu’allim; seorang yang tsiqah lagi tsabat. Termasuk thabaqah ke-5. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 180 no. 797].
c.      Katsiir An-Nawaa’.
Diriwayatkan oleh Al-Qathii’iy[20]dalam Zawaaid Fadlaailish-Shahaabah no. 711 dari jalan Abu ‘Aqiil, dan Al-Muhaamiliy[21]dalam Al-Amaaliy no. 167 dari jalan Asbaath ;
Sanad riwayat ini lemah karena kelemahan Katsiir bin An-Nawaa’.
Keterangan para perawinya adalah sebagai berikut :
c.1.     Abu ‘Aqiil, namanya adalah : Yahyaa bin Al-Mutawakkil Al-‘Umariy, Abu ‘Aqiil Al-Madaniy/Al-Kuufiy Al-Hadzdzaa’ Adl-Dlariir; seorang yang dla’iif. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 167 H. Dipakai oleh Muslim dalam muqaddimah Shahih-nya dan Abu Daawud [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1065 no. 7683].
c.2.     Asbaath bin Muhammad bin ‘Abdirrahmaan bin Khaalid bin Maisarah Al-Qurasyiy, Abu Muhammad bin Abi ‘Amru Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, namun dilemahkan dalam hadits Ats-Tsauriy. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 200 H di Kuufah. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 124 no. 322].
c.3.     Katsiir bin Ismaa’iil atau bin Naafi’ An-Nawaa’, Abu Ismaa’iil At-Taimiy Al-Kuufiy; seorang yang dla’iif. Termasuk thabaqah ke-6, dan dipakai oleh At-Tirmidziy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 807 no. 5640].
Asy-Syaibaaniy dan Ismaa’iil bin Abi Khaalid diselisihi oleh Yahyaa bin Ayyuub Al-Bajaliy yang meriwayatkan dari Asy-Sya’biy, dari Abu Juhaifah, dari ‘Aliy bin Abi Thaalib.
Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ahmad[22]dalam Zawaaid Al-Musnad 1/106 & dalam Zawaaid Fadlaailish-Shahaabah no. 50 & dalam As-Sunnah no. 1374 dari jalan Muhammad bin ‘Ubaid Ath-Thanaafisiy, Abu Nu’aim[23]dalam Al-Hilyah 1/42 dari jalan Marwaan bin Mu’aawiyyah, dan ‘Abdul-Wahhaab bin Mandah[24]dalam Al-Fawaaid no. 51 dari jalan Muhammad bin Yuusuf Al-‘Adnaaniy; ketiga dari Yahyaa bin Ayyuub Al-Bajaliy, Asy-Sya’biy, dari Wahb As-Suwaaiy (Abu Juhaifah), ia berkata :
خَطَبَنَا عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقَالَ: مَنْ خَيْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا؟ فَقُلْتُ: أَنْتَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، قَالَ: لَا، خَيْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا أَبُو بَكْرٍ، ثُمَّ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَمَا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
‘Aliy radliyallaahu ‘anhu pernah berkhutbah kepada kami, lalu ia berkata : “Siapakah sebaik-baik umat setelah Nabinya ?”. Aku (Abu Juhaifah) berkata : “Engkau wahai Amiirul-mukminiin”. ‘Aliy menjawab : “Tidak. Akan tetapi sebaik-baik umat setelah Nabinya adalah Abu Bakr, kemudian ‘Umar radliyallaahu ‘anhu. Dan kami tidaklah menjauh bahwa ketenangan ada pada lisan ‘Umar radliyallaahu ‘anhu” [Al-Musnad, 1/106].
Dhahir sanad riwayat ini shahih.
Berikut keterangan para perawinya :
a.     Muhammad bin ‘Ubaid bin Abi Umayyah Ath-Thanaafisiy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy Al-Ahdab; seorang yang tsiqah lagi hapal riwayat. Termasuk thabaqah ke-11, lahir tahun 124 H, dan wafat tahun 204 H di Kuufah. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 875 no. 6154].
b.     Marwaan bin Mu’aawiyyah bin Al-Haarits bin Asmaa’ bin Khaarijah Al-Fazaariy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah lagi haafidh, namun ia sering melakukan tadlis pada nama-nama syuyuukh. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 193 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 932 no. 6619].
c.      Muhammad bin Yuusuf Al-‘Adnaaniy, ia adalah : Muhammad bin Yuusuf bin Waaqid bin ‘Utsmaan Adl-Dlabbiy, Abu ‘Abdillah Al-Firyaabiy; seorang yang tsiqah lagi faadlil. Termasuk thabaqah ke-9, lahir tahun 120 H, dan wafat tahun 212 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 911 no. 6455].
d.     Yahyaa bin Ayyuub bin Abi Zur’ah bin ‘Amru bin Jariir bin ‘Abdillah Al-Bajaliy Al-Jurairiy Al-Kuufiy; seorang yang dikatakan Ibnu Hajar : ‘Tidak mengapa dengannya (laa ba’sa bih)’. Termasuk thabaqah ke-7. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq, Abu Daawud, dan At-Tirmidziy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1049 no. 7560].
e.     Asy-Sya’biy, telah lewat keterangan tentangnya.
f.      Wahb bin ‘Abdilah/Wahb, Abu Juhaifah As-Siwaaiy; salah seorang shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang mulia. Termasuk thabaqah ke-1, dan wafat tahun 74 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Khalqu Af’aalil-‘Ibaad, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1044 no. 7529].
Perselisihan riwayat itu menimbulkan pertanyaan : Apakah riwayat maushul dengan menyebutkan Abu Juhaifah antara Asy-Sya’biy dan ‘Aliy dapat memperbaiki riwayat mursal sebelumnya ?. Saya tidak akan membahas lebih jauh, meski dalam hal ini, riwayat mursal Asy-Sya’biy lebih kuat daripada yang maushul. Ad-Daaruquthniy merajihkan riwayat mursal sebagaimana yang dikatakan dalam Al-‘Ilal 4/137.
Ada jalan lain dari riwayat ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu ini, yaitu :
1.     Zirr bin Hubaisy.
Diriwayatkan oleh Ma’mar bin Raasyid[25]dalam Al-Jaami’ no. 20380 dan darinya Al-Aajurriy[26]dalam Asy-Syarii’ah 3/96 no. 537 (1420) dan Al-Qathii’iy[27]dalam Zawaaid Fadlaailish-Shahaabah no. 522 : Dari ‘Aashim, dari Zirr bin Hubaisy, dari ‘Aliy bin Abi Thaalib.
Berikut keterangan para perawinya :
a.      Ma’mar bin Raasyid Al-Azdiy, Abu ‘Urwah Al-Bashriy; seorang yang tsiqah, tsabat, lagi faadlil. Termasuk thabaqah ke-7, wafat tahun 154 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 961 no. 6857].
b.      ‘Aashim bin Bahdalah/Ibnu Abin-Nujuud Al-Asadiy Al-Kuufiy, Abu Bakr Al-Muqri’; seorang yang shaduuq, namun mempunyai beberapa keraguan (wahm). Termasuk thabaqah ke-6, wafat tahun 128 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 471 no. 3071].
c.      Zirr bin Hubaisy bin Habaasyah bin Aus bin Bilaal/Hilaal bin Sa’d bin Nashr bin Ghaadlirah Al-Asadiy Al-Kuufiy, Abu Maryam/Abu Mutharrif; seorang yang tsiqah lagi jaliil dari kalangan muhdlaram. Termasuk thabaqah ke-2, dan wafat tahun 81 H/82 H/83 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 336 no. 2019].
Dhahir sanad riwayat ini hasan, hanya saja ma’lul. Yahyaa bin Ma’iin mengatakan riwayat Ma’mar dari ‘Aashim adalah mudltharib.
2.     Zaadzaan Al-Kindiy.
Diriwayatkan oleh Ad-Daaruquthniy[28]dalam Al-‘Ilal 4/139 : Telah menceritakan kepada kami Abu Wahb Al-Ailiy Yahyaa bin Muusaa, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Muusaa bin Sufyaan : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Al-Jahm, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Abi Qais, dari A’yan bin ‘Abdillah, dari Abu Yaqdhaan, dari Zaadzaan, dari ‘Aliy.
Sanad riwayat ini lemah dengan sebab :
a.      Muusaa bin Sufyaan; belum ditemukan biografinya.
b.      A’yun bin ‘Abdillah Al-Qaadliy; belum ditemukan biografinya.
c.      Abul-Yaqdhaan, namanya : ‘Utsmaan bin ‘Umair/Ibni Qais Al-Bajaliy, Abul-Yaqdhaan Al-Kuufiy Al-A’maa; seorang yang dla’iif, mengalami ikhtilaath, sering melakukan tadlis, dan berlebih-lebihan dalam tasyayyu’. Termasuk thabaqah k-6, dan wafat tahun 150 H. Dipakai oleh Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 667-668 no. 4539].
Diriwayatkan juga oleh Ibnu Basyraan[29]dalam Al-Amaaliy no. 926 : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu ‘Aliy Ahmad bin Al-Fadhl bin Khuzaimah : Telah menceritakan kepada kami Ya’quub bin Yuusuf Al-Qazwiiniy : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sa’iid bin Saabiq : Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Abi Qais, dari Abul-Yaqdhaan, dari Zaadzaan, dari ‘Aliy. Dalam sanad ini tidak disebutkan A’yan bin ‘Abdillah antara ‘Amru bin Abi Qais dan Abu Yaqdhaan – dan sanad ini lebih kuat daripada yang pertama, karena shahih hingga ‘Amru bin Qais. Akan tetapi sanad ini lemah karena keberadaan Abul-Yaqdhaan.
3.     ‘Amru bin Maimuun.
Diriwayatkan oleh Al-Fasawiy[30]dalam Al-Ma’rifah 1/462, Abu Nu’aim[31]dalam Al-Hilyah 1/42 dan 4/152, serta dalam Tatsbiitul-Imaamah no. 65, Al-Baihaqiy[32]dalam Dalaailun-Nubuwwah 6/369, dan Ath-Thabaraaniy[33]dalam Al-Ausath (Majma’ul-Bahrain 6/246-247 no. 3664); semuanya dari jalan Abu Israaiil Al-Kuufiy, dari Al-Waliid bin Al-‘Aizaar, dari ‘Amru bin Maimuun, dari ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu, ia berkata :
Berikut keterangan para perawinya :
a.      Abu Israaiil Al-Kuufiy, namanya adalah : Yuunus bin Abi Ishaaq ‘Amru bin ‘Abdillah Al-Hamdaaniy As-Sabii’iy, Abu Israaiil Al-Kuufiy; seorang yang shaduuq, dan sedikit ragu (yahimu qaliilan). Termasuk thabaqah ke-5, dan wafat tahun 152 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Qiraa-ah, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1097 no. 7956]
b.      Al-Waliid bin ‘Aizaar bin Huraits Al-‘Abdiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-5. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1040 no. 7496].
c.      ‘Amru bin Maimuun Al-Audiy, Abu ‘Abdillah/Abu Yahyaa Al-Kuufiy; seorang muhdlaram yang tsiqah lagi masyhuur. Termasuk thabaqah ke-2, wafat tahun 74 H, atau dikatakan setelah itu. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 746 no. 5157].
Sanad riwayat ini hasan. Dishahihkan oleh Ad-Daaruquthniy dalam Al-‘Ilal 4/138.
4.     Thaariq bin Syihaab.
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim[34]dalam Al-Hilyah 1/42 & dalam Tatsbiitul-Imaamah no. 90 : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ahmad bin Makhlad : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yuunus Al-Kudaimiy : Telah menceritakan kepada kami ‘Utsmaan bin ‘Umar : Telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Qais bin Muslim, dari Thaariq bin Syihaab, ia berkata : Telah berkata ‘Aliy :
كُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّ مَلَكًا يَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ
“Kami dulu berkata bahwa malaikat berbicara pada lisan ‘Umar radliyallaahu ‘anhu”.
Keterangan para perawinya :
a.      Muhammad bin Yuunus bin Muusaa bin Sulaimaan bin ‘Ubaid bin Rabii’ah bin Kudaim As-Saamiy Al-Kudaimiy, Abul-‘Abbaas Al-Bashriy; seorang yang dla’iif. Termasuk thabaqah ke-11, lahir tahun 183 H, dan wafat tahun 286 H [Taqriibut-Tahdziib, hal. 912 no. 6459].
b.      ‘Utsmaan bin ‘Umar bin Faaris bin Laqiith Al-‘Abdiy, Abu Muhammad/Abu ‘Adiy/Abu ‘Abdillah Al-Bashriy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-9, wafat tahun 209 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 667 no. 4536].
c.      Syu’bah bin Al-Hajjaaj bin Al-Ward Al-‘Atakiy Al-Azdi, Abu Busthaam Al-Waasithiy; seorang yang tsiqah, haafidh, mutqin, dan disebut Ats-Tsauriy sebagai amiirul-mukminiin fil-hadiits. Termasuk thabaqah ke-7, wafat tahun 160 H di Bashrah. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 436 no. 2805].
d.      Qais bin Muslim Al-Jadaliy Al-‘Udwaaniy , Abu ‘Amru Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, namun dituduh berpemikiran irjaa’. Termasuk thabaqah k-6, dan wafat tahun 120 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 806 no. 5626].
e.      Thaariq bin Syihaab bin ‘Abdisy-Syams Al-Bajaliy Al-Ahmasiy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy; salah seorang yang pernah melihat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, namun belum pernah mendengar riwayat darinya (sebagaimana dikatakan Abu Daawud). Termasuk thabaqah ke-1, dan wafat tahun 82 H/83 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah  [Taqriibut-Tahdziib, hal. 461 no. 3017].
Sanad riwayat ini lemah dengan sebab Al-Kudaimiy. Selain itu, riwayat Al-Kudaimiy dari ‘Utsmaan, dari Syu’bah ini diselisihi oleh Yahyaa bin Abi Bukair, Asad bin Muusaa, dan ‘Aashim bin ‘Aliy dimana ketiganya meriwayatkan dari Syu’bah yang menisbatkan perkataan pada Thaariq bin Syihaab (bukan pada ‘Aliy). Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah[35]dalam Al-Mushannaf 12/35 no. 32674 dan Ath-Thabaraaniy[36]dalam Al-Kabiir 8/320-321 no. 8202. Sanad riwayat ini shahih. Oleh karena itu, penisbatan riwayat ini kepada ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu adalah keliru. Wallaahu a’lam.
Jika kita ringkas jalan riwayat ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu di atas terdiri dari :
a.     Riwayat Asy-Sya’biy dari ‘Aliy; dengan sanad mursal shahih (hingga sampai Asy-Sya’biy).
b.     Riwayat Zirr bin Hubaisy dari ‘Aliy; dengan sanad lemah karena faktor periwayatan Ma’mar dari ‘Aashim. Baik digunakan sebagai i’tibar.
c.      Riwayat Zaadzaan Al-Kindiy dari ‘Aliy; dengan sanad lemah, karena kelemahan Abul-Yaqdhaan. Baik digunakan sebagai i’tibaar.
d.     Riwayat ‘Amru bin Maimuun dari ‘Aliy; dengan sanad hasan.
e.     Riwayat Thaariq bin Syihaab dari ‘Aliy; dimana riwayat yang benar dinisbatkan pada perkataan Thaariq, bukan ‘Aliy radliyallaahu ‘anhumaa.
Walhasil, riwayat ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu ini secara keseluruhan adalah shahih (lighairihi).
Wallaahu a’lam.
[alhamdulillah, takhrij ini selesai pada hari Kamis 24052012, 01:36 WIB – perum ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor].


[1]      Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إدْرِيسَ، عَنِ الشَّيْبَانِيِّ، وَإِسْمَاعِيلَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ بِلِسَانِ عُمَرَ "
[2]      Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا يَحْيَى، قثنا حُمَيْدُ بْنُ الأَصْبَغِ بِعَسْقَلانَ، قثنا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسَ، نا قَيْسُ بْنُ الرَّبِيعِ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ أَبِي عَمْرٍو الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْزِلُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ "
Penyebutan : Ismaa’iil bin Abi Khaalid, dari Abu ‘Amru Asy-Syaibaaniy, dari ‘Aliy; adalah keliru, karena yang benar adalah : Ismaa’iil bin Abi Khaalid dan Abu ‘Amru Asy-Syaibaaniy, dari Asy-Sya’biy, dari ‘Aliy.
Kekeliruan ini kemungkinan berasal dari :
a.      Qais bin Ar-Rabii’ Al-Asadiy, Abu Muhammad Al-Kuufiy; seorang yang shaduuq, namun berubah hapalannya ketika tua. Termasuk thabaqah ke-7, dan wafat tahun 165 H/166 H/167 H/168 H. Dipakai oleh Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 804 no. 5608]. Tidak diketahui apakah Aadam bin Abi Iyaas mendengar riwayat darinya setelah atau sebelum berubah hapalannya.
b.      Humaid bin Al-Asbagh; seorang yang majhuul.
Wallaahu a’lam.
[3]      Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عَلِيٌّ، أنَا شَرِيكٌ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ عَامِرٍ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "
[4]      Riwayatnya adalah :
No. 310 :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، قثنا الْحَسَنُ بْنُ حَمَّادٍ سَجَّادَةُ، قثنا سُفْيَانُ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ عَلَى الْمِنْبَرِ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "
No. 601 :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سُلَيْمَانَ، قثنا الرَّبِيعُ بْنُ ثَعْلَبٍ، قثنا أَبُو إِسْمَاعِيلَ الْمُؤَدِّبُ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنْ تَكُونَ السَّكِينَةُ تَنْطِقُ بِلِسَانِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ "
[5]      Riwayatnya adalah :
No. 523 :
حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ، قثنا وَهْبُ بْنُ بَقِيَّةَ، قثنا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "
No. 614 :
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ، قثنا أَبِي، قَالَ: قُرِئَ عَلَى ابْنِ السَّمَّاكِ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "
No. 627 :
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عُمَرَ، قثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاءِ، قثنا أَبُو مُحَمَّدٍ يَعْنِي أُسَيْدًا، قثنا هُرَيْمُ بْنُ سُفْيَانَ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: " إِنَّ أَبَا بَكْرٍ كَانَ أَوَّاهًا حَلِيمًا، وَإِنَّ عُمَرَ نَاصَحَ اللَّهَ فَنَصَحَهُ اللَّهُ، وَقَدْ كُنَّا أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ نَرَى أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ، يَعْنِي عَلَى لِسَانِ عُمَرَ، وَقَدْ كُنَّا نَرَى أَنَّ الشَّيْطَانَ يَهَابُهُ أَنْ يَأْمُرَهُ بِالْخَطِيئَةِ "
[6]      Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، أَنَّ عَلِيًّا، قَالَ: مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ
[7]      Riwayatnya adalah :
3/96 no. 535 (1418) : 
وَحَدَّثَنَا الْفِرْيَابِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ بَقِيَّةَ الْوَاسِطِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْوَاسِطِيُّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ عَامِرٍ الشَّعْبِيِّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
3/96 no. 536 (1419) : 
وأخبرنا أحمد بن يحيى الحلواني، قال : حدثنا أحمد بن عبد الله بن يونس، قال : حدثنا أبو شهاب - يعني الحناط - عن إسماعيل ابن أبي خالد، عن شعبي أن عليا رضي الله عنه قال : "ما كنا نبعد أن السكينة تنطق على لسان عمر رضي الله عنه".
[8]      Riwayatnya adalah :
4/328 :
حَدَّثَنَا حَبِيبُ بْنُ الْحَسَنِ، ثنا يُوسُفُ الْقَاضِي، ثنا عَمْرُو بْنُ مَرْزُوقٍ. ح وَحَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ إِسْحَاقَ الأَنْمَاطِيُّ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ النَّضْرِ، ثنا سَعِيدُ بْنُ حَفْصٍ النُّفَيْلِيُّ، قَالا: ثنا زُهَيْرٌ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، كَرَّمَ اللَّهُ وَجْهَهُ، قَالَ: " مَا كُنَّا نَشُكُّ إِلا أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا "
8/211 :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ الْيَقْطِينِيُّ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ سَلْمٍ، قَالا: ثنا الْحُسَيْنُ بْنُ عُمَرَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، ثنا أَبِي، ثنا عَلِيُّ بْنُ السَّمَّاكِ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: " مَا كُنَّا نَعُدُّ إِلا أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْزِلُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ"
[9]      Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ بْنُ الْفَضْلِ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا يَعْقُوبُ بْنُ سُفْيَانَ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، أَنَّ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ "
[10]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ أَحْمَدَ الْمَلِيحِيُّ، أَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي شُرَيْحٍ، أَنَا أَبُو الْقَاسِمِ الْبَغَوِيُّ، نا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ، أَنَا شَرِيكٌ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ عَامِرٍ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ "
[11]     Riwayatnya adalah :
ثنا مَحْمُودٌ، قَالَ: ثنا أَسْبَاطٌ، أَنْبَأَ إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنْ تَكُونَ السَّكِينَةُ تَنْطِقُ بِلِسَانِ عُمَرَ "
[12]     Riwayatnya adalah :
No. 549 :
أَخْبَرَتْنَا زَيْنَبُ بِنْتُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَسَنِ بْنِ أَحْمَدَ، بِقِرَاءَتِي عَلَيْهَا بِنَيْسَابُورَ، قُلْتُ لَهَا: أَخْبَرَكُمْ وَجِيهُ بْنُ طَاهِرٍ الشَّحَّامِيُّ، قِرَاءَةً عَلَيْهِ، أَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُوسَى، أَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ يَحْيَى بْنِ زَكَرِيَّا بْنِ حَرْبٍ، أَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ بْنِ الشَّرْقِيِّ، أَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمِ بْنِ حَيَّانَ الطُّوسِيُّ، ثَنَا وَكِيعُ بْنُ الْجَرَّاحِ هُوَ ابْنُ مَلِيحٍ الرُّؤَاسِيُّ، ثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ عَامِرٍ، قَالَ: رَأَيْتُ عَلِيًّا أَبْيَضَ اللِّحْيَةِ قَدْ مَلأَتْ مَا بَيْنَ مَنْكِبَيْهِ، قَالَ: وَقَالَ عَلِيٌّ: مَا كُنَّا نَبْعُدُ أَنَّ السَّكِينَةَ كَانَت تَنْطِقُ بِلِسَانِ عُمَرَ.
No. 550 :
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَلِيٍّ الصُّوفِيُّ، بِبَغْدَادَ، أَنَّ أَبَاهُ أَخْبَرَهُمْ، قِرَاءَةً عَلَيْهِ، أَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّرِيفِينِيُّ، أَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ حُبَابَةَ، ثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، ثَنَا عَلِيٌّ، أَنَا شَرِيكٌ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ عَامِرٍ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: مَا كُنَّا نَبْعُدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ
[13]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَبَّارِ، ثنا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "
[14]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دَلُّوَيْهِ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَسِيدُ بْنُ زَيْدٍ الْجَمَّالُ، قَالَ: حَدَّثَنِي هُرَيْمٌ، يَعْنِي: ابْنَ سُفْيَانَ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: " كَانَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَوَّاهًا حَلِيمًا، وَكَانَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مُخْلِصًا، نَاصَحَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَنَصَحَهُ، وَاللَّهِ إِنْ كُنَّا أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ مُتَوَافِرُونَ لَنَعُدُّ أَنَّ السَّكِينَةَ لَتَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ، وَإِنْ كُنَّا لَنَرَى أَنَّ شَيْطَانَ عُمَرَ يَهَابُهُ أَنْ يَأْمُرَهُ بِالْخَطِيئَةِ "
[15]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ أَحْمَدُ بْنُ الْفَضْلِ بْنِ الْعَبَّاسِ بْنِ خُزَيْمَةَ، ثنا عِيسَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ زَغَاثٌ، ثنا أُسَيْدُ بْنُ زَيْدٍ الْجَمَّالُ، ثنا هُرَيْمُ بْنُ سُفْيَانَ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: " كَانَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَوَّاهًا حَلِيمًا، وَكَانَ عُمَرُ مُخْلِصًا نَاصِحًا لِلَّهِ فَنَصَحَهُ، وَاللَّهِ إِنْ كُنَّا أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم وَنَحْنُ مُتَوَافِرُونَ، وَاللَّهِ إِنْ كُنَّا لَنَرَى أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ، وَإنْ كُنَّا لَنَرَى شَيْطَانَ عُمَرَ يَهَابُهُ أَنْ يَأْمُرَهُ بِالْخَطِيئَةِ يَعْمَلُهَا "
[16]     Riwayatnya adalah :
وَحَدَّثَنِي عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، أنا ابْنُ الْجُنَيْدِ، نا قُتَيْبَةُ، نا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ مُجَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: " كُنَّا أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ لا نَشُكُّ أَنَّ السَّكِينَةَ تَكَلَّمُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ"
[17]     Riwayatnya adalah :
ثنا حَمَّادٌ، عَنْ مُجَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، قَالَ: إِنَّ عَلِيًّا، قَالَ: " كُنَّا أَصْحَابَ محَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا نَشُكُّ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ
وَقَالَ أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ: ثَنَا عَبَّادُ بْنُ عَبَّادٍ، عَنْ مُجَالِدٍ، بِهِ نَحْوَهُ
[18]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، قَالَ: حَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ، حَدَّثَنَا زَائِدَةُ، نا بَيَانٌ، عَنْ عَامِرٍ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: إِنْ كُنَّا لَنَتَحَدَّثُ: " أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ
[19]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عُمَرَ بْنِ أَحْمَدَ، قَالَ: ثنا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، قَالَ: ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، قَالَ: ثنا جَرِيرٌ، عَنْ بَيَانٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، " كُنَّا نُحَدَّثُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ وَقَلْبِهِ "
[20]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا يَحْيَى، قثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، قثنا أَبُو عَقِيلٍ، قثنا أَبُو إِسْمَاعِيلَ كَثِيرٌ، قَالَ: حَدَّثَنِي الشَّعْبِيُّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى فَمِ عُمَرَ، وَقَدْ كُنَّا نَرَى فِيمَا نَرَى أَنَّ شَيْطَانَ عُمَرَ يَهَابُ عُمَرَ أَنْ يَأْمُرَ بِمَعْصِيَةٍ"
[21]     Riwayatnya adalah :
ثنا الْحُسَيْنُ، ثنا مَحْمُودٌ، قَالَ: ثنا أَسْبَاطٌ، قَالَ: ثنا كَثِيرٌ أَبُو إِسْمَاعِيلَ النَّوَّاءُ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّهُ زَادَ فِي الْحَدِيثِ، قَالَ: " أَلا إِنِّي أَرَى فِيمَا يُرَى أَنَّ شَيْطَانَ عُمَرَ يَهَابُ عُمَرَ أَنْ يَأْمُرَهُ بِمَعْصِيَةٍ "
[22]     Riwayatnya adalah :
Zawaaid Al-Musnad no. 813 :
حَدَّثَنِي أَبُو صَالِحٍ هَدِيَّةُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ بِمَكَّةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّنَافِسِيُّ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ الْبَجَلِيُّ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ وَهْبٍ السُّوَائِيِّ، قَالَ: خَطَبَنَا عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقَالَ: مَنْ خَيْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا؟ فَقُلْتُ: أَنْتَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، قَالَ: لَا، خَيْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا أَبُو بَكْرٍ، ثُمَّ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَمَا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ "
Zawaaid Fadlaailish-Shahaabah no. 50 :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، قَالَ: حَدَّثَنِي هَدِيَّةُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ أَبُو صَالِحٍ، بِمَكَّةَ، قثنا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّنَافِسِيُّ، قثنا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ الْبَجَلِيُّ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ وَهْبٍ السُّوَائِيِّ، قَالَ: خَطَبَنَا عَلِي، فَقَالَ: " مَنْ خَيْرُ هَذِهِ الأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا؟ "، فَقُلْنَا: أَنْتَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، فَقَالَ: " لا، خَيْرُ هَذِهِ الأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا أَبُو بَكْرٍ، ثُمَّ عُمَرُ، وَمَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "
As-Sunnah no. 1374 :
حَدَّثَنِي أَبُو صَالِحٍ هَدِيَّةُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ الْخُرَاسَانِيُّ بِمَكَّةَ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّنَافِسِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ الْبَجَلِيُّ، عَنْ وَهْبٍ السُّوَائِيِّ، قَالَ: خَطَبَنَا عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقَالَ: " مَنْ خَيْرُ هَذِهِ الأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا نَشُكُّ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "،  قُلْنَا: أَنْتَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، قَالَ: لا، خَيْرُ هَذِهِ الأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا أَبُو بَكْرٍ، ثُمَّ عُمَرُ، وَمَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "
Sanad yang disebutkan dalam As-Sunnah tidak memasukkan Asy-Sya’biy, dan ini keliru; karena yang benar Yahyaa bin Ayyuub meriwayatkan dari Abu Juhaifah Wahb bin As-Sawaaiy melalui perantaraan Asy-Sya’biy – sebagaimana riwayat dalam Az-Zawaaid.
[23]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ الْحَسَنِ، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ نَافِعٍ، حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَيُّوبَ الْبَجَلِيِّ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ كَرَّمَ اللَّهُ وَجْهَهُ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ "
[24]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ مَرْوَانَ، بِقَيْسَارِيَّةَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُعَاوِيَةَ بْنِ ذَكْوَانَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ الْعَدْنَانِيُّ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ الْبَجَلِيُّ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، أَنَّهُ قَالَ: " إِنَّا كُنَّا لَنَعُدُّ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ "
[25]     Riwayatnya adalah :
عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "
[26]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا الْفِرْيَابِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلانَ الْمَرْوَزِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَنْبَأَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ زِرٍّ،عَنْ عَلِيٍّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
[27]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ، قثنا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلانَ الْمَرْوَزِيُّ، قثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أنا مَعْمَرٌ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ زِرٍّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: " مَا كُنَّا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "
[28]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَبُو وَهْبٍ الْأَيْلِيُّ يَحْيَى بْنُ مُوسَى، قَالَ: ثنا مُوسَى بْنُ سُفْيَانَ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْجَهْمِ، قَالَ: ثنا عَمْرُو بْنُ أَبِي قَيْسٍ، عَنْ أَعْيَنَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي الْيَقْظَانِ، عَنْ زَاذَانَ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ " إِنَّ كُنَّا لَنَرَى أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ، وَإِنَّ كُنَّا لَنَرَى أَنَّ شَيْطَانَهُ يَخَافَهُ أَنْ يَجُرَّهُ إِلَى مَعْصِيَةِ اللَّهِ تَعَالَى "
[29]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ أَحْمَدُ بْنُ الْفَضْلِ بْنِ خُزَيْمَةَ، ثنا يَعْقُوبُ بْنُ يُوسُفَ الْقَزْوِينِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سَابِقٍ، ثنا عَمْرُو بْنُ أَبِي قَيْسٍ، عَنْ أَبِي الْيَقْظَانِ، عَنْ زَاذَانَ، عَنْ عَلِيٍّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: " إِنْ كُنَّا لَنَرَى أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ، وَإِنْ كُنَّا لَنَرَى أَنَّ شَيْطَانَهُ يَخَافُهُ أَنْ يَجُرَّهُ إِلَى مَعْصِيَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ "
[30]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ، ثَنَا أَبُو إِسْرَائِيلَ كُوفِيٌّ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ الْعَيْزَارِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: مَا كُنَّا نُنْكِرُ وَنَحْنُ مُتَوَافِرُونَ عَلَى أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ
[31]     Riwayatnya adalah :
Al-Hilyah 1/42 :
حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا طَاهِرُ بْنُ أَبِي أَحْمَدَ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا أَبُو إِسْرَائِيلَ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ الْعَيْزَارِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ كَرَّمَ اللَّهُ وَجْهَهُ، قَالَ: مَا كُنَّا نُنْكِرُ وَنَحْنُ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَوَافِرُونَ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ
Al-Hilyah 4/152 :
حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ مُحَمَّدٍ النَّاقِدُ، قَالَ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: ثنا طَاهِرُ بْنُ أَبِي أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، قَالَ: ثنا أَبُو إِسْرَائِيلَ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ الْعَيْزَارِ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، كَرَّمَ اللَّهُ وَجْهَهُ، قَالَ: " إِذَا ذُكِرَ الصَّالِحُونَ فَحَيَّ هَلا بِعُمَرَ، مَا كُنَّا نُنْكِرُ وَنَحْنُ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ مُتَوَافِرُونَ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "
Tatsbiitul-Imaamah no. 65 :
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا أَبُو إِسْرَائِيلَ الْمُلائِيُّ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ الْعَيْزَارِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: " إِذَا ذُكِرَ الصَّالِحُونَ فَحَيِّ هَلا بِعُمَرَ، كُنَّا نَعُدُّ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "
[32]     Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ بْنُ الْفَضْلِ الْقَطَّانُ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، أَخْبَرَنَا أَبُو إِسْرَائِيلَ كُوفِيٌّ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ الْعِيزَارِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: " مَا كُنَّا نُنْكِرُ وَنَحْنُ مُتَوَافِرُونَ أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ"
[33]     Riwayatnya adalah :
حدثنا محمد بن عثمان بن أبي شيبة، ثنا أحمد بن يونس، ثنا أبو إسرائيل الملائي، عن الوليد بن العيزار، عن عمرو بن ميمون، عن علي، قال : إذا ذكر الصالحون فحي هلا بعمر، ما كنا نبعد أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم إن السكينة تنطق على لسان عمر في غضبه ورضاه
[34]     Riwayatnya adalah :
Al-Hilyah 1/42 :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مَخْلَدٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُونُسَ الْكَدِيمِيُّ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ، قَالَ: قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ كَرَّمَ اللَّهُ وَجْهَهُ: " كُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّ مَلَكًا يَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ "
Tatsbiitul-Imaamah no. 90 :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَلِيِّ بْنِ مَخْلَدٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ، قَالَ: قَالَ عَلِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: " كُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّ مَلَكًا يَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ "
[35]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ، قَالَ: " كُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْزِلُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ
[36]     Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَبُو يَزِيدَ الْقَرَاطِيسِيُّ، ثنا أَسَدُ بْنُ مُوسَى، ح وَحَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ السَّدُوسِيُّ، ثنا عَاصِمُ بْنُ عَلِيٍّ، قَالا: ثنا شُعْبَةُ، عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ، قَالَ: " كُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْزِلُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ "

‘Aliy bin Abi Thaalib : Ketenangan Ada pada Lisan ‘Umar bin Al-Khaththaab radliyallaahu ‘anhumaa Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

 

Top