Sebagian kalangan ada yang menganggap istilah mursal khafiy dalam ilmu hadits hanyalah dimunculkan oleh kaum muta’akhkhiriin, khususnya Ibnu Hajar rahimahullah. Mereka menganggap kaum mutaqaddimiin mengistilahkan mursal khafiytersebut dengan mudallas. Mursal khafiy adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari seorang syaikh yang semasa dengannya atau pernah bertemu dengannya, tetapi ia tidak pernah menerima satupun hadits darinya, dan ia meriwayatkan dengan lafadh yang menunjukkan kemungkinan ia mendengar dari syaikh itu [Taisiru Mushthalahil-Hadiits, hal. 66]. Memang benar bahwa sebagian ulama mutaqaddimiin mengistilahkan riwayat orang yang tidak pernah mendengar periwayatan dari syaikhnya (irsaal) dengan tadliis.[1]Akan tetapi menganggap ulama muta’khkhiriin yang membuat-buat istilah mursal terhadap riwayat perawi dari perawi lainnya yang semasa dengannya namun ia tidak pernah menerima riwayat darinya; tidak bisa dibenarkan, karena hal itu telah ada semenjak era mutaqaddimiin.
Berikut contohnya :
Ibnu Ma’iin rahimahullah berkata :
كل ما روى الأعمش عن أنس فهو مرسل وقد رأى الاعمش أنساً
“Semua yang diriwayatkan Al-A’masy dari Anas adalah mursal, dan A’masy sendiri pernah melihat Anas” [Taariikh Ad-Duuriy, 1/241 no. 1572].
Perkataan Ibnu Ma’iin rahimahullah ini sangat jelas bahwa riwayat perawi dari perawi lainnya yang semasa dengannya (dan bahkan pernah melihatnya) yang ia tidak menerima riwayat darinya disebut dengan mursal.
At-Tirmidziy rahimahullah berkata :
وَكِلَا الْحَدِيثَيْنِ مُرْسَلٌ، وَيُقَالُ: لَمْ يَسْمَعْ الْأَعْمَشُ مِنْ أَنَسٍ وَلَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ نَظَرَ إِلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: رَأَيْتُهُ يُصَلِّي
“Kedua hadits ini mursal. Dan dikatakan : Al-A’masy tidak pernah mendengar riwayat dari Anas dan tidak pula dari seorang pun dari kalangan shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dan Al-A’masy sendiri pernah melihat Anas. Ia (Al-A’masy) berkata : ‘Aku pernah melihatnya shalat” [Jaami’ At-Tirmidziy, 1/64-65].
At-Tirmidziy rahimahullah menghukumi hadits Al-A’masy dari Anas dengan mursalbersamaan pengetahuannya bahwa ia (Al-A’masy) pernah melihat Anas radliyallaahu ‘anhu shalat.
Ibnu Abi Haatim rahimahullah berkata :
(قرئ على) العباس بن محمد الدوري قال : (سَمِعتُ) يحيى بن معين يقول : ما روى الشعبي (عن) عائشة : مُرْسَلٌ
Dibacakan kepada Al-‘Abbaas bin Muhammad Ad-Duuriy, ia berkata : Aku pernah mendengar Yahyaa bin Ma’iin berkata : “Semua yang diriwayatkan Asy-Sya’biy dari ‘Aaisyah adalah mursal” [Al-Maraasiil, hal. 159 no. 589].
سَمِعْتُ أبي يقول : ......، والشعبي (عن) عائشة، مرسل، إنما يحدث (عن) مسروق (عن) عائشة
“Aku mendengar ayahku berkata : ‘.... Dan riwayat Asy-Sya’biy dari ‘Aaisyah adalah mursal. Ia hanyalah meriwayatkan dari Masruuq, dari ‘Aaisyah” [idem, hal. 160 no. 591].
Asy-Sya’biy rahimahullah semasa dengan ‘Aaisyah radliyallaahu ‘anhaa.
Ibnu Abi Haatim rahimahullah juga berkata :
(أخبرنا) حرب بن إسماعيل - (فيما كتب إلي) - قال : قال أبو عبد الله - يعني : أحمد بن حنبل - : عطاء - يعني : ابن أبي رباح - قد رأى ابن عمر، ولم يسمع منه
Telah mengkhabarkan kepada kami Harb bin Ismaa’iil – pada apa yang ia tuliskan kepadaku - , ia berkata : Telah berkata Abu ‘Abdillah – yaitu Ahmad bin Hanbal - : “’Athaa’ – yaitu Ibnu Abi Rabbaah – pernah melihat Ibnu ‘Umar, namun ia tidak mendengar riwayat darinya” [idem, hal. 154 no. 565].
Ibnu Abi Haatim menghukumi riwayat ‘Athaa’ rahimahumallaah dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa sebagai mursal dengan memasukkannya dalam kitabnya : Al-Maraasiil.
Al-Haakim rahimahullah berkata :
فَإِنَّ هَذَا الإِسْنَادَ مِنْ أَبِي بِلالٍ، فَإِنَّهُ مُرْسَلٌ صَحِيحٌ، فَإِنْ سَلِمَ هَذَا الإِسْنَادُ، فَإِنَّ الْحَسَنَ لَمْ يَسْمَعْ مِنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ
“Dan sesungguhnya sanad ini dari Abu Bilaal adalah mursal shahih, seandainya sanad ini selamat (dari kedla’ifan). Hal itu dikarenakan Al-Hasan tidak pernah mendengar riwayat dari ‘Utsmaan bin Abil-‘Aash” [Al-Mustadrak, 1/176].
Al-Hasan Al-Bashriy rahimahullah (22 H – 110 H) semasa dengan ‘Utsmaan bin Abil-‘Aash radliyallaahu ‘anhu (w. 55 H di Bashrah).
Dan yang lainnya masih banyak.
Dapat kita lihat bahwa para ulama mutaqaddimiin telah menggunakan istilah mursal(yaitu mursal khafiy) untuk riwayat seorang perawi dari perawi lainnya yang semasa atau pernah bertemu namun tidak pernah menerima riwayat darinya.
Wallaahu a’lam.
Semoga yang sedikit ini ada manfaatnya.
[anakmuslimtaat’ – ciper, ciapus, ciomas, bogor – 11082012].
[1] Misalnya :
Ibnu Ma’iin rahimahullah berkata :
دلس هشيم عن زاذان أبي منصور ولم يسمع منه
“Husyaim mentadliskan Abu Manshuur dari riwayat Zaadzaan, dan ia (Husyaim) tidak pernah mendengar riwayat darinya (Zaadzaan)” [Taariikh Ad-Duuriy, 2/293 no. 4881].
Al-Bukhaariy rahimahullah berkata :
لا أعرف لابن أبي عروبة سماعاً من الأعمش، وهو يدلس : ويروي عنه
“Aku tidak mengetahui Ibnu Abi ‘Aruubah mempunyai penyimakan riwayat dari Al-A’masy, dan ia melakukan tadlis dan meriwayatkan darinya” [Al-‘Ilal Al-Kabiir, 2/877].