Fiqh Petani : Aku Telah Menumbuhkannya | Ilmu Islam

Selasa, 03 Juni 2014

Fiqh Petani : Aku Telah Menumbuhkannya

Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
لا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ: زَرَعْتُ، وَلَكِنْ لِيَقُلْ: حَرَثْتُ "، قَالَ مُحَمَّدٌ: قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: أَلَمْ تَسْمَعُوا إِلَى قَوْلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَحْرُثُونَ { 63 } أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ { 64 }
Janganlah salah seorang di antara kalian berkata : ‘Aku telah menumbuhkannya’. Akan tetapi hendaknya ia berkata : ‘Aku telah menanamnya”. Abu Hurairah berkata : “Tidakkah kalian mendengar firman Allah ‘azza wa jalla : ‘Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam?. Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?’ (QS. Al-Waaqi’ah : 63-64)”.
Diriwayatkan oleh Ath-Thabariy dalam Jaami’ul-Bayaan 23/139, Al-Bazzaar dalam Kasyful-Astaar 2/96 no. 1289, Abu Ya’laa dalam Mu’jam-nya 1/238-239 no. 292, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath 8/80 no. 8024 dan Majma’ul-Bahrain 4/25-26 no. 2037, Ibnu Hibbaan 13/30 no. 5723, As-Sahmiy dalam Taariikh Jurjaan hal. 410, Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 6/138 (228) no. 11752 dan dalam Syu’abul-Iimaan no. 4851-4852, serta Abu Nu’aim dalam Hilyatul-Auliyaa’ 8/267; semuanya dari jalan Muslim bin Abi Muslim Al-Jarmiy : Telah menceritakan kepada kami Makhlad bin Al-Husain[1], dari Hisyaam (bin Hassaan)[2], dari Muhammad (bin Siiriin)[3], dari Abu Hurairah[4], dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Sanadnya hasan, semua perawinya tsiqaat kecuali Muslim bin Abi Muslim Al-Jarmiy, seorang yang shaduuq, hasan haditsnya. Al-Khathiib berkata : “Tsiqah”. Ibnu Hibbaan menyebutkannya dalam Ats-Tsiqaat dan berkata : “Kadang keliru”. Al-Azdiy berkata : “Ia meriwayatkan hadits-hadits yang tidak ada mutaba’ah-nya. Ia seorang imam di negeri Thursuus”. Al-Baihaqiy berkata : “Ia tidak kuat” [selengkapnya baca : Lisaanul-Miizaan, 8/56 no. 7719].
Kandungan Fiqh Hadits:
1.     Celaan terhadap perkataan seseorang : ‘Aku telah menumbuhkan’, akan tetapi yang benar ia hendaknya mengatakan : ‘Aku telah menanam’. Hal itu disebabkan seseorang hanyalah menanam, yaitu dengan menggali tanah, membajaknya, dan menabur benihnya. Ia tidak kuasa sama sekali untuk menumbuhkannya, karena yang menumbuhkan hanyalah Allah ta’ala.
2.     Allah subhaanahu wa ta’ala adalah Dzat yang menumbuhkan tanaman. Oleh karena itu, sebagian salaf apabila membaca ayat :
أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ
“Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?” (QS. Al-Waaqi’ah)
mereka berkata : “Bahkan Engkaulah (yang menumbuhkannya) wahai Rabb”.
[anakmuslimtaat’ – mengambil faedah dari buku Mausuu’ah Al-Manahiyyisy-Syar’iyyah fii Shahiihis-Sunnah An-Nabawiyyah oleh Saliim bin ‘Ied Al-Hilaaliy, 3/310-311; Daar Ibni ‘Affaan – ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor - 05081435/03062014 – 22:45].




[1]      Makhlad bin Al-Husain Al-Azdiy Al-Muhallabiy, Abu Muhammad Al-Bashriy Al-Mashiishiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-9 dan wafat tahun 191 H. Dipakai oleh Muslim dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 927 no. 6574].
[2]      Hisyaam bin Hassaan Al-Azdiy Al-Qurduusiy, Abu ‘Abdillah Al-Bashriy; seorang yang tsiqah, dan paling tsabt riwayatnya dari Muhammad bin Siiriin. Termasuk thabaqah ke-6, dan wafat tahun 146 H/147 H/148 H Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1020-1021 no. 7339].
[3]      Muhammad bin Siiriin Al-Anshaariy, Abu Bakr bin Abi ‘Amrah Al-Bashriy; seorang tabi’iy masyhur, tsiqah, lagi tsabat. Termasuk thabaqah ke-3, dan wafat tahun 110 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 853 no. 5985].
[4]      Abu Hurairah Ad-Dausiy Al-Yamaniy; salah seorang shahabat yang mulia. Termasuk thabaqah ke-1, dan wafat tahun 57 H/58 H/59 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1218 no. 8493].

Fiqh Petani : Aku Telah Menumbuhkannya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

 

Top